SOLOPOS.COM - Ilustrasi bawang putih (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) berencana menambah stok bawang putih sebanyak 55.700 ton melalui skema impor untuk meredam lonjakan harga di pasar.

Kepala Bapanas atau NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan pengadaan bawang putih tersebut diperlukan untuk mendorong penambahan pasokan sehingga dapat menjaga stabilitas harga bawang putih di tingkat konsumen. Sepanjang 2023, harga rata-rata nasional bawang putih berada di Rp36.875 per kg, atau mengalami sedikit kenaikan dibanding minggu lalu yang berada di posisi Rp36.340 per kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita sudah mulai isi secara bertahap, kita targetkan memiliki stok CPP bawang putih 55.700 ton sehingga bisa dioptimalkan untuk langkah-langkah intervensi menjaga stabilitas harga dan kondisi kedaruratan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5/2023). Walaupun masih mengandalkan pengadaan luar negeri, Arief memastikan, penyerapan produksi bawang putih dalam negeri tetap menjadi prioritas.

“Seperti komoditas pokok lainnya, pastinya kita tetap prioritaskan penggunaan hasil produksi dalam negeri,” ungkapnya. Lebih lanjut, Arif juga mengatakan bahwa pihaknya secara intens terus melakukan komunikasi bersama Kemendag guna membahas progres penerbitan Surat Perizinan Impor (SPI) bawang putih.

“Kita terus bersama-sama Kemendag melakukan koordinasi untuk percepatan pengadaan, seluruh dokumen telah disiapkan dan prosesnya tengah berjalan,” terangnya. Adapun regulasi terkait pengadaan dari luar (impor) berkaitan dengan beberapa kementerian/lembaga. Penerbitan kuota Rencana Impor Produk Hortikultura (RIPH) merupakan kewenangan Kementerian Pertanian.

Sementara Surat Perizinan Impor (SPI) merupakan ranah Kementerian Perdagangan. NFA melakukan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan sebagai dasar perumusan kebijakan dan penetapan kebutuhan impor.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2023, kebutuhan bawang putih nasional dalam setahun sekitar 652.000 ton, sedangkan produksi dalam negeri sekitar 18.000 ton dan stok awal atau carry over dari tahun 2022 adalah 143.000 ton. “Untuk menutupi kekurangannya maka telah dilakukan perencanaan pengadaan luar negeri, sehingga diperkirakan stok bawang putih nasional pada akhir 2023 tersedia 99.000 ton,” paparnya.

Begitu juga untuk periode sampai dengan Juni 2023 ini, menurutnya, berdasarkan penghitungan Neraca Pangan, stok bawang putih nasional pada akhir Juni 2023 tersedia sekitar 14.000 ton. Jumlah tersebut berdasarkan penambahan stok awal atau carry over dari tahun 2022 sebesar 143.000 ton, produksi dalam negeri sampai Juni 11.000 ton, dan realisasi rencana pengadaan luar negeri Januari-Juni 2023 yang tengah berjalan.

Seperti diketahui, bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan yang masih memerlukan tambahan pasokan dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik. Untuk itu, kondisi harga komoditas tersebut di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh harga internasional atau di negara asal.

Adapun harga bawang putih di China berada di atas US$1.300 per ton, hal tersebut yang turut menyebabkan harga di dalam negeri terkerek naik. Mengenai ketersediaan bawang putih, Arief meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

Pasalnya, dengan perencanaan yang telah dilakukan, pemerintah melalui NFA dan Kementerian/Lembaga terkait memastikan ketersediaan bawang putih terjaga sepanjang tahun. “Kita juga terus lakukan pemantauan dan penghitungan melalui Neraca Pangan Nasional. Ini sesuai arahan Bapak Presiden agar pasokan dan keseimbangan harga pangan dijaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah juga berencana membuka keran impor beras. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyiapkan berbagai upaya untuk menghadapi potensi dampak kekeringan dari fenomena El Nino pada Juni 2023. Salah satunya opsi impor beras agar stok di dalam negeri mencukupi.

Zulhas, sapaan akrabnya, ketika ditemui di lingkungan Istana Negara, Jakarta, Senin (22/5/2023), mengatakan telah melakukan upaya antarpemerintah (G to G) untuk menjaga ketersediaan beras agar dapat memenuhi kebutuhan nasional di tengah cuaca panas saat ini dan El Nino pada Juni 2023 yang dapat menurunkan produksi pangan.

“Beras kita harus G to G (antarpemerintah) memesan barang dari sekarang, agar itu menjadi stok kita sehingga nanti kalau kita kurang, itu tersedia. Begitu juga hasil pertanian lainnya,” kata Zulhas seperti dilansir Antara. Terkait impor beras, dia mengatakan, akan diberlakukan jika pada saatnya memang diperlukan untuk menjaga stok nasional. ‘”Iya, kalau diperlukan,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Redam Lonjakan Harga Bawang Putih, Bapanas Usul Impor 55.700 Ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya