SOLOPOS.COM - Proses evakuasi sesosok mayat yang ditemukan di bantaran Sungai Oya, Minggu (11/3/2018). (Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara)

Polisi sempat kesulitan mengevakuasi jasad tersebut karena medan yang sulit

Harianjogja.com, BANTUL-Sesosok mayat laki-laki tanpa busana ditemukan terdampar di pinggir Sungai Oya tepatnya di Bulak Watang Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Minggu (11/3/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ditemukan, kondisi mayat sudah melepuh di sekujur tubuh. Polisi sempat kesulitan mengevakuasi jasad tersebut karena medan yang sulit.

Mayat tersebut pertama kali ditemukan warga Dusun Pokoh Jumiyono saat hendak pulang dari ladang. Jumiyono menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu dan mendengar suara seperti lemparan batu ke air. Sesaat setelah itu tercium bau busuk yang sangat menyengat.

Setelah mencari sumber bau tersebut, Jumiyono mendapati mayat di atas batu sekitar 50 meter dari rakitnya. Menurutnya, mayat itu berada di sisi timur sungai yang masuk wilayah Kecamatan Playen, Gunungkidul. “Saya ndredeg wedi pas liat ke tempat mayat itu,” ucapnya.

Salah seorang warga Dusun Pokoh lainnya, Fajarudin mengatakan mayat tersebut ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB. Menurutnya saat pagi debit air sungai masih cukup tinggi, sehingga ia memperkirakan mayat tersebut belum terlihat karena terendam air yang berwarna cokelat pekat.

Fajarudin mengaku pada malam sebelumnya Sungai Oya sempat banjir, sehingga mungkin mayat tersebut terbawa arus sungai dan terdampar. Ia juga mengaku tidak mengenali korban, sementara di sekitar tempat tinggalnya tidak ada laporan orang hilang. “Sekitar sini tidak ada warga yang hilang, mungkin terbawa air dari atas,” ungkapnya.

Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Dlingo, AKP Cherli Evi Prayudati. Menurutnya belum ada laporan orang hilang yang diterima Polsek Dlingo. Setelah mendapat laporan penemuan mayat dari warga, pihaknya langsung mendatangi lokasi. Evakuasi pun tidak bisa langsung dilakukan karena lokasi penemuan berada di wilayah Polsek Playen, Gunungkidul sehingga harus menunggu koordinasi dan petugas dari Polsek Playen.

Cherli menuturkan, evakuasi baru bisa dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB. Petugas pun harus menyeberang bergantian mengunakan rakit bambu untuk mencapai lokasi mayat. Setelah berhasil dibawa menyeberang, personel kepolisian dari Polsek Dlingo dan Polsek Playen dibantu oleh warga bergantian membawa jasad korban menuju ke perkampungan yang berjarak sekitar 500 meter dengan jalan setapak menaiki bukit. “Jenazah akan dibawa ke RSUD Wonosari untuk diperiksa,” imbuhnya.

Sementara itu, petugas dari Puskesmas Playen 2 Neneng Sutinah menjelaskan dari pemeriksaan awal kondisi mayat sudah membengkak dan menghitam di bagian wajah sehingga cukup sulit untuk dikenali. Pada mayat laki-laki yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun itu terdapat luka di bagian kening.

Namun, ia menduga luka tersebut akibat benturan dengan batu-batu sungai. Neneng memperkirakan korban sudah meninggal dunia sekitar dua hari sebelum ditemukan. Sementara ini pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas penganiayaan. Tetapi untuk lebih jelasnya, Neneng mengaku jenazah bakal dibawa ke rumah sakit untuk divisum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya