SOLOPOS.COM - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyampaikan keterangan pers seusai mengikuti rapat terbatas terkait perkembangan persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/9/2022). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA—PSSI langsung membentuk tim investigasi setelah terjadi tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang Jawa Timur.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia seusai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, 34 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Baca Juga: Minta Maaf atas Tragedi Kanjuruhan, Manajemen Arema FC Bentuk Crisis Center

Ekspedisi Mudik 2024

“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam keterangan di laman resmi PSSI, Minggu (2/10/2022).

Iriawan menambahkan PSSI mendukung kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.

“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” tukasnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan 127 Orang Meninggal, Klub-Klub Liga 1 Sampaikan Duka Cita

Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC.

Kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Baca Juga: Korban Meninggal di Kanjuruhan Dikabarkan 127 Orang, Liga 1 Dihentikan Sepekan

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas.

Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya