SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Puluhan pasang mata pengunjung Solo Paragon Mall tertuju pada lantai seluas 500 meter persegi yang ditata menyerupai lokasi ibadah haji, Selasa (30/10/2012). Di Grand Atrium Solo Paragon Mal itu puluhan anak-anak berpakaian putih lengkap dengan atribut haji berkumpul sejak pukul 10.00 WIB.

Salah satu dari anak itu adalah Savero Abrar, 4. Dia tampak kesulitan menggenggam 12 batu buatan dari kertas koran yang dipungutnya di Muzdalifah. Tangannya yang mungil terus berupaya agar batu-batu itu tidak berjatuhan, sembari terus membenarkan selembar kain putih di pundaknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sambil tetap mengatupkan kedua tangannya, sesuai instruksi Abrar melangkahkan kaki menuju tempat yang terdapat tiga balok setinggi dua meter berwarna kuning yang diberi nama Aqobah, Ula dan Wustho. Sesaat kemudian, Abrar dan 62 anak lainnya secara bersamaan melemparkan batu yang digenggamnya satu per satu diiringi doa-doa dalam bahasa Arab.

Dengan penuh semangat, anak-anak terus melemparkan batu buatan meskipun telah diperintahkan untuk berhenti. Tanpa instruksi mereka memunguti kembali batu yang tercecer kemudian melemparkannya lagi. Hal itu terus dilakukan berulang sampai mereka digiring pergi ke tempat lain.

Saat itu siswa-siswa TK A Al Azhar Syifa Budi sedang melakukan simulasi lempar jumrah dalam rangkaian manasik haji. Tak seperti biasanya, manasik haji kali ini sengaja diselenggarakan di mal untuk menunjukkan kepada masyarakat syiar agama Islam dapat dilakukan di mana saja.

Selain lempar jumrah, mereka pun melakukan simulasi rukun haji lainnya secara lengkap. Gerombolan anak-anak itu pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan berlarian kecil sambil kadang bercanda dengan teman-temannya. Hal itu terlihat saat siswa melakukan praktik tawaf mengelilingi replika kakbah berdimensi 2m x 2m x 2m. Meski doa-doa terus dipanjatkan, tapi anak-anak berumur antara 4-5 tahun itu terus tersenyum. Simulasi ibadah haji itu diakhiri dengan praktik tahalul atau memotong rambut yang dilakukan guru pembimbing dengan menggunting sedikit rambut siswa.

Kepala Sekolah Taman Azhar dan TK Al Azhar Syifa Budi, Iin Meylani, menjelaskan sebelum melakukan praktik manasik haji, siswa telah diberikan penjelasan mengenai materi ibadah haji melalui video session dan pembelajaran di kelas. Dengan kegiatan di Mal itu Iin berharap para siswa dapat berinteraksi dengan masyarakat, serta dapat lebih mencintai dan memaknai ibadah yang dilakukan.

“Supaya anak-anak tahu ada kegiatan positif lain yang bisa dilakukan di mal selain jalan-jalan dan belanja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya