SOLOPOS.COM - Ribuan orang memadati Jalan Ir. Soekarno yang digunakan sebagai tempat car free sunday (CFS), Minggu (26/6/2022). Antusiasme masyarakat mengunjungi CFS sangat tinggi karena mereka telah rindu dan ingin merasakan kembali CFS di Kota Wonogiri setelah dua tahun tidak diadakan. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRICar free sunday (CFS) di Kota Wonogiri akhirnya digelar, Minggu (26/6/2022). Di waktu sebelumnya, CFS ditiadakan selama dua tahun karena pandemi Covid-19.

Ribuan orang tumpah ruah di sepanjang Jalan Ir. Soekarno mulai dari perempatan Ponten sampai Taman Tugu 45. Mereka euforia merayakan dibukanya acara yang digelar setiap Minggu tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, pengunjung mulai memadati area CFS pukul 07.30 WIB. Beberapa pedagang masih sibuk mendirikan stan dan menggelar dagangannya.

Beberapa yang lain sudah siap melayani pengunjung. Lebih kurang 70 persen pedagang di CFS menjual berbagai macam kuliner seperti pecel, bakso bakar, keripik, dan aneka minuman rasa. sementara sisanya merupakan pedagang pakaian.

Tak berselang lama, para pengunjung telah memadati CFS. Dari ujung timur hingga barat, tidak ada ruang yang luput ditempati para pengunjung.

Baca Juga: Car Free Sunday Wonogiri Digelar, Begini Rekayasa Arus Lalu Lintasnya

Sayangnya, di antara keramaian itu, masih banyak ditemui pengunjung CFS yang merokok. Bahkan mereka tidak sungkan membuang puntung rokok sembarangan. Padahal tidak jarang pengunjung CFS merupakan anak-anak.

Sementara itu, di ujung barat Jalan Ir. Soekarno, terdapat area senam yang bisa diikuti masyarakat umum. Sedangkan di ujung timur, sebuah pertunjukan Reog Ponorogo menjadi sajian menarik bagi warga yang merindukan pertunjukan kesenian tradisional.

Salah seorang pengunjung asal Keloran, Selogiri, Wonogiri, Eko Purnomo, mengaku sangat senang dan mengapresasi Pemerintah Wonogiri karena telah mengizinkan CFS kembali diadakan.

Dia mengaku rindu dan menunggu momen CFS, seperti saat sebelum pandemi. Eko datang lebih awal dibanding banyak pengunjung lain, yaitu pukul 05.00 WIB.

Baca Juga: Car Free Sunday Wonogiri Tak Kunjung Dibuka, Ini Harapan Pedagang

“Senang sekali. Saya menyambut positif pemerintah karena telah membuka CFS lagi. Meskipun sebenarnya agak telat kalau dibandingkan kota-kota lain di Soloraya. Kalau kita lihat, di Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar sudah mulai lebih dulu,” kata Eko saat ditemui Solopos.com di Taman Tugu 45.

Sama seperti CFS sebelum pandemi Covid-19, Eko selalu menyempatkan datang bersama istrinya. Selain berniat olahraga pagi, mereka juga senang mencoba jajanan yang dijual di CFS.

Menurutnya, dibandingkan tahun sebelumnya, CFS kali ini lebih banyak pedagang dan lebih banyak pengunjung.

“Ini ramai banget. Pedagangnya banyak, pengunjungnya juga banyak. Bedanya, kalau dulu lapak pedagang hanya sampai depan Markas Pemadam Kebakaran Wonogiri. Sekarang sampai Taman Tugu 45. Sampai ujung,” terang dia.

Baca Juga: Risiko Tinggi, Car Free Sunday Wonogiri Belum akan Digelar

Pedagang Tengkleng dan Pindang Ceprot, Sri Mulyani, mengaku sangat gembira dengan dibukanya CFS. Selain bisa rekreasi, dia bisa sekaligus menggelar lapak dagangan.

Sri Mulyani merupakan pedagang baru di CFS. Biasanya Sri hanya berjulan di kios dekat Gudang Seng, Giripurwo, Wonogiri. Pada hari pertama ia jualan, semua dagangan yang ia bawa habis terjual.

Dari rumah, Sri membawa satu panci tengkleng, satu panci pindang ceprot, dan nasi yang diwadahi pada termos ukuran 14 liter. Tetapi ia enggan menyebutkan jelas berapa keuntungan yang didapatkna.

“Enggak tahu ya, banyak pokoknya [keuntungan]. Alhamdulillah senang banget. Bisa rekreasi sambil jualan di sini. Cuma jualan tengkleng dan pindang ceprot, habis semua,” ujarnya.

Baca Juga: Car Free Sunday Wonogiri Ditiadakan sampai Akhir Juni

Antusiasme Masyarakat Wonogiri ke CFS Sangat Tinggi

Tokoh Pemuda Karang Taruna Gerdu, Wonogiri, Supar, menuturkan antusiasme masyarakat Wonogiri datang ke CFS sangat tinggi. Hal itu bisa dimaklumi karena masyarakat sudah rindu dengan CFS.

Mereka euforia merayakan CFS yang telah ditunggu-tunggu sejak lama. Semua orang memadati area CFS dan tidak ada ruang kosong.

CFS pertama setelah pandemi ini belum ada pengelola resmi. Oleh karenanya, konsep CFS masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada perubahan signifikan, kecuali pada pertunjukan kesenian dan penambahan jumlah pedagang.



Konsep baru yang akan membagi menjadi tiga zona, yaitu zona komunitas, zona kreativitas, dan zona pedagang belum bisa diterapkan. Sebab, para pemuda karang taruna belum sempat bertemu Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Baca Juga: Kangen Dolan ke Car Free Sunday di Wonogiri? Ini Kata Bupati

“Kami belum bertemu bupati untuk mengajukan konsep terbaru itu. Jadi belum berani mengubah konsep. Sementara masih menggunakan konsep tahun lalu. Kami baru bisa bertemu, Selasa (28/6/2022),” jelas Supar.

Dia menambahkan, jumlah pedagang di CFS saat ini berjumlah 419 pedagang. Sebanyak 190 merupakan pedagang baru. Pedagang belum ditarik retribusi karena belum dikelola. Namun sudah terdata dengan baik.

Menurutnya, sudah tidak mungkin ada penambahan pedagang lagi. Sebab lapak penjual sudah penuh, tidak ada lagi ruang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya