SOLOPOS.COM - Warga Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, menggelar bakdan sapi secera sederhana, Kamis (20/5/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Bakdan sapi atau lebaran sapi yang sudah menjadi tradisi masyarakat Dusun Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali tetap digelar di tengah pandemi Covid-19 dengan pembatasan. Masyarakat secara perorangan mengeluarkan hewan ternaknya untuk diajak keliling kampung.

Jika biasanya kegiatan bakdan sapi dilakukan secara besar-besaran dengan dikoordinir satu kampung, pada tahun ini hanya dilakukan secara perorangan. Hal itu ditujukan agar tidak terjadi kerumunan warga dengan jumlah besar, untuk meminimalkan potensi persebaran Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain jumlah sapi yang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi, warga yang datang untuk melihat tradisi itu di RW 04 Desa Sruni juga tidak banyak. Hanya warga setempat yang keluar ke halaman rumah atau pinggir jalan untuk melihat sapi-sapi yang tengah diarak.

Baca juga: Asrama Haji Donohudan Boyolali Tampung 72 Orang Positif Covid-19, 99% Dari Solo

Salah satu warga, Jupri, mengatakan tradisi lebaran sapi merupakan rangkaian dari perayaan Lebaran Idulfitri.

“Pagi ada kenduri, detelah itu warga mengajak ternaknya keluar rumah. Kami pertemukan ternak-ternak, biar saling bertemu sebagaimana manusia [saat Lebaran],” kata dia, Kamis.

Dia mengatakan selama ini banyak warga Sruni yang memelihara sapi perah. Pada tahun-tahun lalu sebelum adanya pandemi Covid-19, perayaan bakdan sapi diikuti lebih banyak sapi. Namun tahun ini dilakukan secara terbatas.

“Dengan kondisi saat ini, kegiatannya memang tidak seramai tahun lalu. Tahun sebelumnya, sebelum pandemi, hampir semua warga yang memiliki sapi keluar,” jelas dia.

Baca juga: Sejarah Kupatan Ternyata Berkaitan dengan Keguguran, Ini Penjelasannya 

Warga lain, Warjuli, mengatakan jika tahun-tahun sebelumnya, sebelum adanya pandemi Covid-19, bakdan sapi bisa melibatkan 150 ekor sapi milik warga.

“Namun dalam situasi pandemi saat ini, acara hanya diadakan secara sederhana dan terbatas. Diarak keliling kampung di wilayah RW 4. Sekarang hanya ada sekitar 20-30 ekor sapi saja yang terlibat,” kata dia.

Bakdan sapi tetap digelar meski secara sederhana, sebab warga tidak ingin tradisi peninggalan leluhurnya hilang. Tradisi tersebut juga dilakukan sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan kepada warga setempat.

Melalui pelaksanaan tradisi tersebut warga juga berharap agar tetap diberi rezeki yang lancar, diberi kesehatan serta dijauhkan dari bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya