SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Isu dugaan penarikan pungutan terhadap guru yang baru lolos sertifikasi beredar di Wonogiri. Tak tanggung-tanggung, uang yang dipungut itu sebesar Rp300.000 dan jumlahnya naik tiap tahunnya. Diduga, penarikan itu dilakukan seorang pegawai dinas di tingkat bawah dengan menjadikan kepala dinas sebagai alasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pungutan itu memang hanya diminta satu kali dan sudah terjadi sejak enam tahun lalu. Guru yang baru lolos sertifikasi, ditarik pungutan Rp200.000. Di tahun berikutnya pungutan itu naik menjadi Rp300.000. Jadi, jumlahnya naik setiap tahun,” kata seorang narasumber yang tidak mau disebut namanya, Rabu (5/9/2012).

Ia menambahkan, saat ada pemberkasan guru sertifikasi belum lama ini, pungutan itu juga ditarik. Tempat pertemuan untuk pemberkasan itu berbeda-beda berdasarkan tahun menerima sertifikasi.

“Guru yang saya ceritakan ini, guru SD. Mereka ditakut-takuti akan dipersulit untuk jenjang karier. Katanya uang pungutan itu untuk honor dan transpor kepala dinas atau yang mewakili. Petugas yang menarik biaya itu ada yang mengkoordinir per gugus,” imbuhnya.

Ia tidak berani mengatakan siapa nama petugas itu karena hanya bertugas mengambil dan menyetorkan uang ke atasannya. Biasanya, lanjut dia, mereka merekrut orang dari luar agar tidak timbul kecurigaan. Ia hanya berharap tidak ada pungutan liar semacam itu lagi di Wonogiri.

Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, membantah adanya pungutan semacam itu. “Saya terus terang kaget dengan adanya informasi ini. Saya tidak pernah mengeluarkan perintah semacam itu. Apalagi dikoordinir dengan sistem gugus,” katanya, Rabu.

Ia menyadari apabila dalam dunia pendidikan banyak kepentingan yang melibatkan semua kalangan mulai dari dinas, guru, orangtua murid hingga masyarakat umum. Pihaknya akan membentuk tim untuk menelusuri siapa yang bertindak dalam penarikan pungutan tersebut.

“Bagi guru yang ditarik pungutan semacam itu, bisa langsung melapor ke saya untuk ditindaklanjuti. Adanya sertifikasi itu untuk kesejahteraan guru dan menopang kinerja guru. Jadi, Kami hanya ingin membantu meningkatkan kesejahteraan guru,” ujarnya. Siswanto menegaskan pihaknya tetap berupaya kinerja di dinas pendidikan berorientasi melayani masyarakat dengan bersih dan tanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya