SOLOPOS.COM - Publik Hearing Reviu Kajian Risiko Bencana dan Sosialisasi Sigana dan Gema Utama oleh BPBD Grobogan di Gedung Riptaloka, Jumat (22/4/2022). (Solopos/Arif Fajar S)

Solopos.com, PURWODADI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Grobogan serius menangani bencana yang terjadi di Grobogan dengan meluncurkan dua aplikasi sekaligus, yakni Sigana dan Gema Utama yang bisa diunduh di Play Store.

Aplikasi Sigana atau Sistem Informasi Grobogan Aman Bencana dan Aplikasi Gema Utama (Gerakan bersama mengurus bantuan bencana masyarakat). Kedua aplikasi tersebut diluncurkan Bupati Grobogan Sri Sumarni di Gedung Riptaloka, Jumat (22/4/2022).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Kegiatan tersebut dikemas bareng Publik Hearing Reviu Kajian Risiko Bencana dan Sosialisasi Sigana dan Gema Utama. Menurut Bupati, dengan menganalisa tingkat ancaman dan kerugian perlu disusun kajian risiko bencana (KRB).

“Dengan KRB didapatkan peta rawan bencana, risiko bencana, dan penanggulangan bencana suatu daerah. Untuk itu KRB sebelum menjadi peraturan bupati perlu dilakukan public hearing,” ujar Bupati.

Baca juga: Hujan Deras Sebabkan Banjir dan Rumah Roboh di Toroh Grobogan

Selain itu dalam penanggulangan bencana juga perlu kekompakan semua pihak makanya ada Gema Utama. Ini (Gema Utama), lanjut Bupati Sri, sebagai upaya mengoptimalkan penanganan bencana secara cepat dan tepat.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan Kabupaten memiliki sejumlah kerawanan bencana, seperti banjir, angin puyuh, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran. Sehingga perlu menyusun dokumen KRB,

Menurut endang, belum adanya sistem informasi yang menghimpun dan mengelola kebencanaan di Kabupaten Grobogan yang bisa diakses untuk pemangku kepentingan dan masyarakat Grobogan. Saat ini penanganan bencana baru sebatas pada kejadian bencana.

Baca juga: Longsor Grobogan, Dua Rumah dan Satu Kandang Kambing Rusak

Dengan adanya Sigana dan Gema Utama aplikasi berbasis Android selain menampilkan kejadian bencana juga dapat melakukan pelaporan dari masyarakat. Petugas di BPBD akan merespons setiap informasi kebencanaan di Grobogan.

“Ketika ada kejadian pohon tumbang langsung bisa diakses di Sigana dan itu ada GPS sehingga langsung tahu lokasinya,” ujar Endang.

Salah satu peserta diskusi, Soetowo, berharap tidak hanya penanganan saat kejadian bencana namun juga melakukan pencegahan bencana. Seperti adanya penambangan liar dan penebangan pohon.

“Harus tegas, karena penambangan liar dan penebangan pohon memicu longsor dan banjir. Kejadian banjir di Desa Cingkrong yang sampai beberapa hari, menjadi contoh akibat kedua kegiatan tersebut,” ujar Soetowo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya