SOLOPOS.COM - Anggota Satpol PP Kota Solo mendata warga yang tidak mengindahkan protokol kesehatan di Plasa Manahan, Solo, Minggu (19/7). Petugas menyita KTP milik warga yang terjaring. (Nicolous Irawan/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari warga lantaran sering menggelar razia masker. Tak sedikit dari mereka yang mendapatkan makian dan ucapan kasar hingga dilempar puntung rokok yang masih menyala.

Aksi tak mengenakkan itu diterima petugas saat malam hari, utamanya di sif dua dan tiga. Kepala Satpol PP Solo, Arif Darmawan, menduga aksi dilakukan karena warga tidak terima dengan giat penegakan regulasi yang dilakukan petugas. Mereka menganggap petugas hanya mencari kesalahan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Padahal kami bertugas memperketat protokol kesehatan demi kebaikan bersama. Kami ketemu orang dimaki, dilempar. Ini moral yang turun dari masyarakat. Mereka menganggap kami mencari masalah. Sebenarnya tidak begitu. Kami menertibkan warga yang melanggar protokol kesehatan. Namun saat penertiban dilakukan, kami dimaki, bahkan dilempar puntung rokok,” ucapnya Arif sesuai Apel Kesiapsiagaan Satpol PP Menghadapi Covid-19 di Markas Satpol PP Pedaringan, Senin (23/11/2020) pagi.

Beredar Info Pasar Gede Solo Ditutup karena Pedagang Kena Covid-19, Ini Faktanya

Kendati mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, dia meminta petugas tidak membalas. Sempat ada beberapa petugas yang mengejar pelaku pelemparan itu. Adi mengatakan teror tersebut sempat membuat semangat petugas menurun.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, meminta petugas tetap bekerja sebagai pelayan masyarakat. Mereka juga diminta tidak melakukan perlawanan. Operasi masker tetap harus dilakukan di tempat umum, seperti pasar tradisional dan sentra pedagang kaki lima (PKL) kuliner.

Cepat Viral

Dia mengakui masyarakat sempat memviralkan kegiatan penertiban Satpol PP di sentra PKL. Imbasnya Pemkot langsung mendapat makian dari masyarakat. "Kalau PKL itu ditertibkan, mereka langsung memviralkan sambil memaki-maki. Padahal PKL memiliki potensi persebaran virus SARS CoV-2 yang cukup tinggi. Pedagang enggak mau memakai masker, kalau pembeli makan maskernya ditaruh di dagu, itu tidak benar. Kalau pas makan, ya, maskernya dilepas, selesai makan cuci tangan, baru maskernya dipakai lagi,” kata Rudy, sapaan akrabnya.

Klaster Perkantoran Berpotensi Muncul Lagi di Kota Solo

Dalam waktu dekat, Pemkot Solo bakal menerbitkan Surat Edaran (SE) guna penegakan protokol kesehatan kepada PKL. SE tersebut disusun guna meningkatkan ketaatan PKL, selain adanya keluhan dari masyarakat.

“Kalau pedagang enggak pakai masker, lalu pembeli malas mampir, sebenarnya yang rugi ya pedagang sendiri. Kalau pedagang menjalankan protokol kesehatan dengan baik, pakai masker, cuci tangan, dan mengenakan sarung tangan itu lebih baik,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya