SOLOPOS.COM - Aditya Kristiawan alias Kocrit atau Pak Ko. (Solopos.com-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Aditya Kristiawan alias Pak Ko alias Kocrit, mantan preman yang pernah kondang seantero Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan kini sudah bertobat memiliki sisi lain yang cukup unik. Sebagai seorang preman, Pak Ko juga sering terkena bacokan dari musuh-musuhnya.

Pria dengan tangan penuh tato itu mengaku pernah merasakan luka bacok dan luka sabetan senjata tajam (sajam) di bagian punggung, kepala, dan bagian tubuh lainnya. Uniknya, ia mengobati luka bacok itu hanya dengan ludah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jadi Pendiam Sepulang dari Papua, Remaja Mondokan Sragen Ditemukan Gantung Diri

"Saat terkena bacokan itu, biasanya tidak sampai dirawat di rumah sakit (RS). Cukup saya olesi atau lumuri bagian yang luka itu dengan ludah saya di saat bangun pagi hari. Biasanya dalam waktu satu bulan, luka itu sudah sembuh dengan sendirinya," katanya di Kedai Kopi Bima 66 di pojok Alun-alun Klaten, Senin (2/11/2020) malam.

Sering Menang

Saat kondang sebagai preman di Klaten, Pak Ko mengaku sering kali berkelahi dan tak jarang memenangi perkelahian. "Di dunia premanisme, saya juga sering berantem. Duel satu lawan satu. Jumlahnya lupa, tapi kalau seratusan ada. Saat duel selalu menang," kata Pak Ko.

Sempat Hilang 3 Hari, Kucing Ini Bawa Pulang Catatan Utang

Salah satu musuh bebuyutan yang paling dikenal Pak Ko, yakni Bagong Jaran, warga asli Banyuwangi yang menetap di Klaten. Waktu itu, Pak Ko sempat berduel satu lawan satu. Bagong Jaran membawa arit. Sedangkan, Pak Ko membawa kayu atau pentungan. Saat berduel, Pak Ko berhasil mengepruk lawannya hingga tersungkur.

"Dia lawan yang kuat bagi saya. Di luar itu masih ada lagi nama yang pernah berduel dengan saya, di antaranta Karto, lalu ada orang asal Jonggrangan, dan lainnya. Saat ini saya justru berteman baik dengan musuh-musuh saya itu [sebagian sudah meninggal dunia]. Saya ini orangnya tidak seneng usrek. Tapi kalau diwarai, ya wani. Saya pun pernah diculik tiga orang dibawa ke Jonggrangan. Tapi saya tetap selamat. Saat menjadi preman itu, prinsip saya metu saka omah saya mati," kata Pak Ko

Meski Sepi Kunjungan, Kantor Arsip Sragen Tetap Jalankan 3M

Saat ini, kehidupan Pak Ko yang pernah kondang sebagai preman di Klaten sudah berbalik 180 derajat. Pak Ko sudah berniat meninggalkan dunia hitam, baik premanisme atau pun bandar judi. Pak Ko pun mempersilakan siapa pun anak buahnya yang berani menggantikan dirinya sebagai bandar judi kelas kakap.

"Dulu saya itu juga njambret, nyopet, ngrampok. Tapi saya sudah bertaubat. Saya pun masih menjalin hubungan baik dengan teman-teman, baik yang di preman atau di bandar judi. Tapi saya sudah tidak mau kembali ke sana. Saya berpesan kepada teman-teman saya yang masih di dunia hitam agar segera insaf. Wong mati ora digawani banda. Mulailah kehidupan baru yang legal," katanya.

Menangis

Saat berbincang dengan Solopos.com, bandar judi kelas kakap ini menangis saat mengumumkan bertaubat. Sebagai preman yang sudah malang melintang sejak 30 tahun terakhir, Pak Ko telah dikenal sebagai seorang laki-laki yang tegar.

Mata Pak Ko berkaca-kaca saat menyampaikan sudah bertaubat. Terlebih saat Pak Ko menyatakan ingin kembali ke asal-usulnya, yakni menjadi pribadi muslim yang taat. "Saya ingin lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih dekat keluarga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya