SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Jessica Wongso berkali-kali mengaku tak ingat saat dicecar jaksa, termasuk saat ditanya posisi paperbag besar yang dia bawa.

Solopos.com, JAKARTA — Keberadaan tiga paperbag besar yang dibawa Jessica Kumala Wongso di Olivier Cafe sebelum kematian Wayan Mirna Salihin, 6 Januari 2016 lalu, kembali dipertanyakan. Namun dalam sidang ke-26 di PN Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2016) ini, Jessica mengaku tak ingat, bahkan mengaku tak bisa mengenali paperbag di rekaman CCTV.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jaksa Ardito Muwardi menjadi jaksa pertama yang menanyakan paperbag itu. Pasalnya, saat membeli oleh-oleh sabun cuci tangan di Grand Indonesia, semula pegawai toko membungkusnya dalam satu kantong. Jessica disebut-sebut yang meminta sabun itu dibungkus dalam 3 paperbag itu.

“Ukuran paperbag segitu besar. Adakah ukuran lain?” tanya jaksa. “Saya tidak ngeh, tak memperhatikan,” kata Jessica. “Tadi kan satu kantong kan?” tanya jaksa lagi. “Tidak, saya tidak ingat itu.”

Ekspedisi Mudik 2024

Jessica juga mengaku tak ingat bagaimana dia membawa paperbag itu ke meja 54 Olivier Cafe. Berikutnya jaksa menanyakan bagaimana dia menaruh tas dan paperbag tersebut di meja atau sofa. Jawabannya sama, yaitu tidak ingat. “Saat itu saya tak terlalu fokus, saya sampai sini ngapain. Beberapa waktu kemudian saya ditanya tempat-tempatnya, saya kurang ingat,” katanya.

Jaksa pun mempertanyakan bagaimana bisa Jessica tidak ingat. Pasalnya, dalam berbagai pemeriksaan, Jessica ditanya berkali-kali soal posisi paperbag itu. Jaksa pun mengingatkannya soal pernyataan Jessica di BAP yang menyebut paperbag sudah ada di sofa sejak awal.

“Anda sebelumnya selalu meneguhkan yang Anda ingat letakkan di sofa..?” kata jaksa yang diinterupsi oleh Otto Hasibuan. Jessica hanya menjawab, “pada saat itu, yang saya ingat itulah yang saya katakan.”

Akhirnya, diputarlah rekaman CCTV yang memperlihatkan Jessica datang membawa tas dan paperbag. Di CCTV, terlihat paperbag itu di atas meja saat Jessica meninggalkan meja untuk memesan minuman ke bar. Setelah itu, dia kembali ke meja. Kemudian dia ditanya kembali soal apa saja di atas meja.

“Paperbag itu yang saya ingat benar, saat saya kembali di atas meja. Waktu proses pindah ke belakang saya tak ingat detail. Setelah menunggu, kayaknya mengganggu, saya pindah ke belakang,” jawabnya.

“Tak ada gerakan menyusun kembali paperbag?” tanya jaksa. “Tidak. Saya tidak menyusun paperbag,” jawab Jessica lagi. Namun, saat ditanya kapan paperbag itu dipindahkan ke bawah, Jessica lagi-lagi mengaku tidak ingat.

“Itu ditanyakan beberapa kali, Anda tetap mengatakan tidak ingat?” cecar jaksa. “Kondisi saya beda, saya tertekan saat itu,” ujarnya. Menurut Jessica, dia merasakan tekanan yang berbeda saat diperiksa oleh polisi dengan saat ini. Baca juga: “Tidak Ingat”, Senjata Ampuh Jessica Wongso Pusingkan Jaksa.

Jaksa lain, Shandy Handika, mencoba cara lain untuk membongkar pengakuan Jessica. Dia meminta izin kepada hakim untuk menggelar rekonstruksi di dalam sidang. “Kami ada meja bulat yang sama persis dengan simulasi di kafe. Apa boleh diperlihatkan?” tanyanya.

Kontan, hal itu diprotes Otto Hasibuan. Hakim pun hanya mengizinkan jaksa untuk membuka rekaman CCTV dan BAP rekonstruksi. Saat ditunjukkan foto-foto rekonstruksi, hasilnya sama saja. Jessica banyak menjawab tidak ingat soal posisi paperbag. Baca juga: Jessica Mengaku Diintimidasi di Rumah Duka, Ini Bantahan Tante Mirna.

Jessica sempat mengiyakan saat jaksa membacakan pengakuannya di BAP yang menyebutkan dia memindahkan paperbag sebelum kopi datang. “Saya ingat seperti itu,” jawabnya. Jaksa pun mengonfrontasikan pengakuan Jessica itu dengan kesaksian Marlon, pelayan pembawa koktail, yang melihat paperbag masih ada di meja saat dia datang.

“Saya tetap berpendirian tidak ingat. Itu di saat itu, kondisinya lain, atau penyidiknya lain, kan bapak tak tahu,” katanya beralasan. Jessica terus bertahan dengan jawabannya tidak ingat dengan paperbag itu. “Waktu kejadian, saya tidak fokus papaerbag itu ditaruh di mana. Terus saya dituduh bunuh teman saya. Saya bingung waktu itu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya