SOLOPOS.COM - Jemaah Muhammadiyah Tarawih Perdana di Masjid Kottabarat

Serba-serbi Ramadan kali ini menghadirkan bacaan niat Salat Tarawih.

Solopos.com, SOLO – Salat Tarawih adalah salat sunah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Salat yang dilakukan setelah salat isya ini biasanya dilakukan secara berjamaah dalam 8 rakaat atau 20 rakaat.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Dilansir laman Wikipedia mengutip buku Kumpulan Salat-Salat Sunnat, yang disusun Drs. Moh. Rifa’I pada 1993, salat tawarih ini mengalami kisah panjang sebelum akhirnya terdapat perbedaan rakaat. Pada masa Nabi Muhammad salat tarawih hanya dilakukan tiga atau empat malam saja dalam bulan Ramadan.

Dalam riwayatnya tidak ada yang menyebut berapa rakaat Nabi Muhammad melakukan salat tarawih. Kemudian salat Tarawih berjamaah dihentikan, karena ada kekhawatiran akan diwajibkan.

Salat tarawih baru membudaya pada zaman Khalifah Umar Bin Khatab. Inilah masa pertama dimana salat tawarih dilakukan secara berjamaah dengan jumlah 20 rakaat dilanjutkan dengan 3 rakaat witir.

Empat mazhab yang berbeda, yaitu mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah serta Al-Hanabilah, semua sepakat menetapkan jumlah 20 rakaat sebagai bilangan salat Tarawih. Sedangkan Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan salat Tarawih dengan 36 rakaat. Dan Ibnu Taimiyah menjalankan 40 rakaat.

Tawarih 8 Rakaat

Yang pertama kali menetapkan shalat Tarawih hanya 8 atau 11 rakaat (dengan witir) dalam sejarah adalah pendapat orang-orang di akhir zaman, seperti Ash-Shan’ani (w.1182 H), Al-Mubarakfury (w. 1353 H) dan Al-Albani. Ash-Shan’ani

Dikutip dari laman Assunah.or.ig, Jumat (19/6/2015), penulis  Subulus-salam sebenarnya tidak sampai mengatakan salat Tarawih hanya 8 rakaat, dia hanya mengatakan bahwa salat Tarawih itu tidak dibatasi jumlahnya. Sedangkan Al-Mubarakfury memang lebih mengunggulkan salat Tarawih 8 rakat, tanpa menyalahkan pendapat yang 20 rakaat.

Dalil untuk salat tarawih 11 rakaat adalah ucapan Aisyah tentang cara salat Rasulullah pada bulan Ramadhan, “Beliau (Nabi) tidak pernah menambah (jumlah rakaat) di bulan Ramadan dan selain Ramadan dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat (rakaat), jangan tanya bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat lagi empat (rakaat), jangan tanya bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat tiga (rakaat),” seperti dikutip dari HaditsBukhari.net.

Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati. “Apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya,” tulis laman Pesantrenvirtual.net.

Namun, bagi yang merasa lebih mantap membaca niat tersebut dengan bahasa Arab maka dapat membaca, “Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini (ma’muman/imaaman) lillahi ta’aalaa” yang bermakna “Aku niat shalat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”

Walaupun demikian, ada beberapa cara dalam mengerjakan salat tarawih, salah satunya dengan formasi 2 kali 4 rakaat masing masing dengan sekali salam setiap selesai 4 rakaat. Oleh karena itu, dalam niat salat Tarawih, niatnya disesuaikan menjadi “arba’a raka’atin“.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya