SOLOPOS.COM - Patung Semar raksasa di Desa Salam, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Kamis (28/10/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com, KARANGANYAR — Patung Semar menjadi salah satu objek wisata di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang bisa dibilang ikonik.

Bagaimana tidak? Wisatawan yang hendak berkunjung ke kawasan wisata di Tawangmangu, Karanganyar melewati jalur Karangpandan pasti bakal melihat Patung Semar dari Jl. Raya Karanganyar-Tawangmangu. Keindahan Patung Semar Karangpandan itu menarik perhatian wisatawan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Patung besar itu berdiri di jalur utama menuju Tawangmangu itu berada di Dusun Gedangan, RT 001/RW 003, Desa Salam, Kecamatan Karangpandan. Dulu banyak orang mampir untuk sekadar berfoto dengan latar Patung Semar dan hamparan rumput di perbukitan.

Namun, tahukah Anda bagaimana serba-serbi Patung Semar Karangpandan yang hits ini?

Ekspedisi Mudik 2024

Pada pertengahan Juni 2020, Kepala Dusun Gedangan yang saat itu dijabat Sukirno, 65, menjelaskan Patung Semar dan pendapa di Karangpandan itu dibangun pada 1986 oleh warga Jakarta, Sugianto.

Baca Juga : Ada Berapa Sih Desa Wisata di Kabupaten Karanganyar? Ini Daftarnya

Luas area lahan milik Sugianto tempat Patung Semar Karanganyar itu berdiri kira-kira 1,5 hektare. Lahan tersebut digarap warga sekitar. Ada beberapa warga yang diminta tolong menjaga bangunan tersebut.

“Dulu bangunan enggak diresmikan. Tahu-tahu sudah jadi. Enam warga sekitar diminta tolong menjaga bangunan secara bergantian siang dan malam hari. Mereka tidak digaji tetapi boleh mengelola lahan,” katanya kepada Solopos.com saat ditemui di rumahnya, Rabu (19/6/2019) silam.

Untuk Semedi

Setiap bulan, Sugianto beserta kerabatnya dari Jogja berkunjung ke Patung Semar di Karangpandan itu untuk melakukan semadi alias semedi. Kegiatan tersebut dilakukan pada malam hari di dalam ruangan Patung Semar. Luasnya kira-kira enam meter persegi.

“Kerabatnya banyak. Mereka sering mengundang perangkat desa dan warga sekitar untuk makan bersama di pendapa pada malam hari ketika berkunjung,” ujarnya.

Baca Juga : Tiket Candi Borobudur Rp750.000, Kalau Candi Sukuh & Cetho Karanganyar?

Sukirno menjelaskan Sugianto meninggal dunia pada 1990-an. Setelah Sugianto meninggal, keluarganya tidak pernah berkunjung ke Patung Semar di Karangpandan. Namun, warga setempat tetap menjaga bangunan tersebut.

“Bangunan dijual kerabat Sugianto [kepada salah satu grup toko serba ada di Kota Solo] pada tahun lalu [2018]. Akhir tahun lalu, kawasan Patung Semar mulai ditata. Wisatawan tidak dapat singgah ke Patung Semar untuk sementara waktu,” tuturnya.

Sukirno mengatakan kawasan tersebut disiapkan untuk agrowisata. Dia berharap renovasi kawasan Patung Semar Karangpandan dapat menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar dan lingkungan sekitar tetap lestari.

“Nanti kan ada edukasi menanam padi di sawah dan budidaya kelinci. Kami berharap warga dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja dan berjualan di sekitar Patung Semar,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (28/6/2020), Patung Semar di Karangpandan kini semakin cantik. Bahkan lahan kosong di sekitarnya dibangun menjadi taman sehingga semakin mempercantik pemandangan sekitarnya.

Baca Juga : Memotret Fenomena Kafe Rooftop yang Menjamur di Tawangmangu

Kisah versi lain perihal Patung Semar ikonik di Karangpandan itu dituturkan Kepala Desa Salam, Sutardi. Solopos.com berbincang dengan Sutardi pada Oktober 2021. Patung semar itu milik pribadi, tapi tidak diurus pemiliknya.

Filosofi Semar

Anak si pemilik yang berada di luar negeri pun tidak ingin mengambil alih. Akhirnya pengelolaan Patung Semar itu diambil alih seorang warga bernama Endarto.

Kepala Desa Salam, Sutardi, mengatakan di dalam Patung Semar besar itu terdapat ruangan. Awalnya Patung Semar Karangpandan itu dibangun untuk perpustakaan dan relief yang menceritakan tentang babat Tanah Jawa. Tidak ada peninggalan purbakala di lokasi Patung Semar tersebut.

“Kalau kepercayaan Semar itu bukan di patungnya, tapi orang-orang percayanya kepada filosofi semar. Kalau orang-orang yang kerjaannya ritual, nyeleneh, ya ada juga yang pernah ke situ. Entah untuk nyembah atau apa tapi ritual di situ,” kata Sutardi, saat ditemui di kantornya, Kamis (28/10/2021).

Baca Juga : Ini Dia Keistimewaan Karanganyar, Punya 86 Objek Wisata!

Sutardi mempertegas bahwa Patung Semar bukan dibuat untuk tujuan agar bisa disembah. Patung Semar tersebut dibuat sebagai ikon. Seiring waktu, Patung Semar Karangpandan tersebut bukan hanya menjadi ikon Desa Salam melainkan juga salah satu tetenger atau penanda Kabupaten Karanganyar.

“Untuk yang melakukan penyembahan atau ritual-ritual tertentu di patung semar saat ini masih, tapi saya tidak tahu siapa karenakan biasanya ritual seperti itu dilakukan pada tengah malam sekitar jam 1 atau jam 2,” kata Sutardi.



Saat ini sedang dibangun kembali area di sekitar Patung Semar untuk dijadikan objek wisata edukasi bagi umum. Ada kesepakatan antara pengelola Patung Semar Karangpandan dengan pemerintah desa.

Pemerintah desa ingin orang yang nantinya bekerja di objek wisata ini adalah warga Salam. Kecuali, tenaga ahli yang memang dipilih pengelola Patung Semar Karangpandan.

“Nanti dibuat taman untuk nuansa alamnya kan tetap dipertahankan. Di sebelah timur Patung Semar mungkin akan disediakan beberapa hewan, seperti sapi, domba, dan kerbau. Jadi wisatawan yang datang tidak hanya untuk rekreasi saja tapi pulang juga membawa ilmu,” ujar Sutardi.

Baca Juga : Serba-Serbi Candi Kethek, Konon Jadi Tempat Pembebasan Kutukan dan Dosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya