SOLOPOS.COM - Situs Candi Kethek di Jenawi, Karanganyar. (kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Candi Kethek merupakan salah satu situs cagar budaya yang terdapat di Kabupaten Karanganyar, tepatnya di  Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi. Menjadi salah satu candi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sekitar 1.500 meter dari permukaan laut, keberadaan Candi Kethek diselimuti misteri.

Lokasinya yang jauh di atas bukit di kelilingi pohon pinus membuat aura mistis begitu kental terasa di Candi Kethek. Inilah serba-serbi Candi Kethek yang mungkin belum Anda ketahui.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

1. Istana Kera

Sesuai namanya, sejarah Candi Kethek erat kaitannya dengan kera. Konon, sebelum ditemukan warga di tahun 1842, candi ini dulunya tempat berkumpul para kera. Bahkan ada sebagian orang yang menganggap Candi Kethek merupakan istana kera karena saking banyaknya hewan primata ini yang berkumpul di sana.

Sejarah soal Candi Kethek ini seperti dikutip dari phdi.or.id. Saking banyaknya kera yang berkumpul dan tebalnya semak belukar di kawasan ini membuat penduduk pencari kayu bakar enggan mendekati. Sampai pada waktu tahun 1999 terjadi kebakaran hebat yang membuat kera-kera harus meninggalkan habitatnya.

Sejak saat itulah lokasi Istana kera itu berani didekati penduduk untuk mencari kayu bakar dan ditemukanlah tumpukan/susunan batu-batuan di antara semak belukar yang ternyata berbentuk struktur bangunan berundak-undak.

Baca Juga: Punya Banyak Kesamaan, Ini Beda Candi Cetho dan Sukuh

Candi ini dinamakan demikian karena penduduk setempat mempercayai bagian atas dari candi ini menyerupai Hanoman, tokoh pewayangan berwujud kera putih.

2. Piramida Terpenggal

Bentuk Candi Kethek hampir mirip dengan Candi Sukuh yang berjarak sekitar 11,1 km, yakni menyerupai piramida dengan beberapa tangga atau punden berundak. Bedanya dengan piramida di Mesir, bagian puncak Candi Kethek datar sehingga ada yang menyebutnya piramida terpenggal.

Menurut situ kebudayaan.kemendikbud.go.id, Candi Kethek memiliki empat teras. Masing-masing teras dihubungkan dengan tangga. Pada teras pertama terdapat struktur bangunan di sisi timur laut.

Anak tangga paling bawah terdapat arca kura-kura. Teras kedua dan ketiga masing-masing terdapat dua struktur bangunan di sisi utara dan selatan. Sedangkan pada teras keempat diperkirakan tempat berdirinya bangunan induk atau utama.

3. Relasi dengan Suku Maya dan Aztec

Mengutip borobudurtour.co.id, bentuknya yang menyerupai piramida bertingkat menunjukkan Candi Kethek merupakan bangunan warisan zaman megalitikum alias zaman batu. Gaya ini muncul di era awal kebudayaan Mesir Kuno dan piramida yang dibangun oleh suku Maya, Aztec dan Inca.

4. Dekat dengan Candi Cetho

Candi Kethek bercorak agama Hindu. Lokasinya tak jauh dengan Candi Cetho karena berada satu area. Pengunjung hanya perlu berjalan ke arah timur laut selama 15-20 menit dari Candi Cetho untuk bisa sampai ke Candi Kethek.

Baca Juga: Bukan Mesum, Simbol Erotis di Candi Sukuh dan Candi Cetho

5. Tempat Membebaskan Kutukan dan Dosa

Candi kethek
Arca kura-kura yang ditemukan di Candi Kethek. (kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Masih mengutip borobudurtour.co.id, dalam pengalian di tahun 2005, ditemukan arca kura-kura di Candi Kethek. Arca kura-kura merupakan simbol Dewa Wisnu dalam kepercayaan agama Hindu.

Arca kura-kura sering dikaitkan dalam cerita mitologi agama Hindu yaitu cerita Samudramanthana. Cerita ini mengisahkan tentang pengadukan lautan susu untuk mencari Tirta Amerta. Cerita Samudramanthana ini pula yang menunjukkan fungsi Candi Kethek sebagai tempat peruwatan untuk membebaskan seseorang dari kutukan dan dosa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya