SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Solopos/Dok)

Kasus bunuh diri Sukoharjo masih saja terjadi, dengan penyebab yang dinilai tak masuk akal.

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus bunuh diri di Sukoharjo masih saja terjadi. Terakhir bunuh diri pada Selasa 9 Agustus 2016 lalu, seorang nenek-nenek warga Jetis, Manang, Grogol, menceburkan diri ke sumur karena tak tahan dengan sakit darah tinggi yang dialaminya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Catatan Solopos.com, sejak Januari hingga Selasa (13/9/2016) terdapat dua kasus bunuh diri yang terungkap di media massa. Selain nenek-nenek warga Jetis, Manang juga bunuh diri  gantung diri yang dilakukan petani bernama Namto Wiyono, 50, pada Kamis 4 Agustus 2016. Penyebabnya karena tak kuat sakit ginjal.

Selain penyakit yang menjadi penyebab kasus bunuh diri Sukoharjo, catatan Solopos.com ada penyebab-penyebab lain. Berikut ini Solopos.com menghimpun lima penyebab kasus bunuh diri yang membuat geleng-geleng kepala alias keheranan.

Lama Menjomblo
Dwi Tunggal, 35, warga RT 002/RW 011, Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari ditemukan tewas gantung diri, Sabtu (1/8/2015) sekitar pukul 13.30 WIB. Korban mengalami gangguan kejiwaan lantaran hidup sendirian alias jomlo atau jomblo.

Adik iparnya, Winarno kaget lantaran mendapati kakak iparnya terbujur kaku tergantung di blandar kayu di ruang keluarga. Kapolsek Bendosari, AKP Zainudin, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, mengatakan tim medis langsung memeriksa kondisi tubuh korban.

Terdapat luka di bagian leher karena jeratan tali. “Korban juga pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perutnya namun kepergok kerabat keluarganya. Korban stres karena hidup sendirian,” katanya, Sabtu.

Lama Nganggur
Warga RT 001/RW 007, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sriyanto Waluyo, 35, ditemukan tewas gantung diri di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban tepatnya di belakang SMPN 3 Mojolaban, Jumat (14/8/2015) sekitar pukul 05.30 WIB. Korban nekat gantung diri lantaran tak mempunyai pekerjaan tetap selama bertahun-tahun.

Kejadian kali pertama diketahui warga setempat bernama Sukidi, 42, yang hendak memanen tanaman padi di sawah. Dia kaget lantaran mendapati korban terbujur kaku tergantung di pohon waru.

Kapolsek Mojolaban, AKP Priyono, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, mengatakan petugas menyita barang bukti (BB) berupa tali warna kuning dan pakaian korban. Jenazah korban langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. “Berdasar informasi keluarganya, korban jarang pulang ke rumah. Dia sudah lama menggangur,” kata dia.

Jelang Menikah
Sepasang kekasih asal Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (9/6/2014) sore, nekat mengakhiri hidup mereka dengan cara menggantung diri. Padahal dua bulan lagi mereka akan menikah, yakni pada Agustus.

Dua sejoli itu adalah Agung Dwi Sutopo, 27, dan Winarsih, 23. Keduanya pasangan kekasih itu nekat gantung diri di kediaman Winarsih yang berada di RT 004/RW 009, Dukuh Godang Warung, Desa Joho, sekitar pukul 15.15 WIB. Sementara itu, Agung tercatat sebagai warga RT 001/RW 009 Dukuh Gondang Tegal, Joho.

Kades Joho, Lasa, 48, yang dihubungi melalui sambungan telepon mengisahkan kejadian itu kali pertama diketahui oleh orang tua Winarsih. Warga sekitar yang segera tahu insiden itu pun menjadi geger. Keduanya dikebumikan di Permakaman Sasonoloyo, Dukuh Gondang Harjo, Desa Joho. “Jadi mereka itu gantung diri di rumah calon istri. Warga sempat kaget dengan kejadian tersebut,” simpul Lasa.

Susah Tidur
Warga Perumahan Permata 2, Purbayan, Baki, Haryanto Priyo Utomo, 45, ditemukan tewas gantung diri di dalam kamarnya, Jumat (17/4/2015) petang. Korban frustrasi akibat penyakit insomnia atau penyakit susah tidur yang dia derita tak kunjung sembuh. Kapolsek Baki, AKP M Busro, mengatakan kasus tersebut kali pertama diketahui oleh istri korban, Wati, 42, sekitar pukul 18.00 WIB.

“Berdasarkan keterangan dari istrinya, korban menderita susah tidur sejak lama. Kami juga sempat melakukan visum dan tidak ada tanda-tanda penganiayaan terhadap korban,“ paparnya.

Terlilit Utang
Warga Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Tarwiyah, 70, pada Jumat (14/11/2014) pagi mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kejadian ini cukup menggemparkan warga sekitar karena salah seorang warga setempat, Trimaningsih, 40, yang pagi itu melihat kali pertama kaget dan berteriak minta tolong.

Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, Iptu Fran Delanta Kembaren mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai mengatakan berdasarkan laporan keluarga diduga korban bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban hidup dan terlilit utang.

Korban meninggal dengan cara menggantung menggunakan seutas tali plastik sepanjang kira-kira empat meter. Tali plastik warna biru yang digunakan untuk menggantung itu ditambatkan pada kerangka bambu di pintu kamar tidurnya.

Susul Pacar
Kasus bunuh diri yang hingga kini belum diketahui motifnya terjadi di Baku pada 3 November 2014 lalu. Pihak keluarga juga tak mau kasus ini dibawa ke meja hijau. Bunuh diri dilakukan siswa SMP yang masih berusia 14 tahun, Dyah Ayu Wulandari, 14, warga Dukuh Ngrangutan RT 004/ RW 001 Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Senin (3/11/2014).

Dyah minum cairan pembersih lantai. Dua hari kemudian, pada hari Rabu 5 November 2014, pacarnya  Agus Yulianto, 19, warga Gebangan, Baki. Ada pesan yang ditinggalkan Agus dia bunuh diri minum racun karena ingin menyusul kekasihnya itu. Hingga kini penyebab dua sejoli itu bunuh diri masih menjadi misteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya