SOLOPOS.COM - Ilustrasi sianida dengan kode beracun pada botolnya. (twitter.com)

Serba lima kali ini terkait lima kasus pembunuhan yang menempatkan sianida sebagai alat utama untuk mematikan korban.

Solopos.com, SOLO – Kasus pembunuhan menggunakan sianida sebagai alat utama untuk mematikan korban sedang ramai dibicarakan di Indonesia. Maklum, perhatian publik kini tengah terarah ke sidang kasus kopi bersianida yang menjerat Jessica Kumala Wongso sebagai terdakwa. Sidang sudah puluhan kali digelar, namun titik terang tak kunjung terlihat.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Sianida—senyawa kimia yang disebut sebagai penyebab kematian Mirna—memang sudah luas dikenal sangat berbahaya bagi manusia. Bahkan telah banyak kasus kematian yang berhubungan dengan senyawa kimia tersebut.

Sebagai penambah pengetahuan umum pembaca, kali ini Solopos.com menyajikan kompilasi lima kasus pembunuhan dengan sianida sebagai alat utama untuk mematikan korban. Simak selengkapnya berikut ini:

Pembunuhan Sarah Hart

Sketsa pengadilan John Tawell (johntawell.com)

Sketsa pengadilan John Tawell (johntawell.com)

Kasus pembunuhan Sarah Hart terjadi pada tahun 1845. Ia adalah perempuan biasa yang tinggal di Salt Hill, Bekshire, Inggris Selatan. Ia menjalin hubungan percintaan dengan pria bernama John Tawell, pria yang memiliki latar belakang kasus kejahatan penipuan.

Sarah Hart dan John Tawell menjalin hubungan gelap karena John sudah beristri dan memiliki dua anak. Dilansir oleh British Transport Police, motif pembunuhan Sarah yang dilakukan John adalah masalah finansial. Untuk mengurangi beban finansial yang harus ditanggung John, ia memutuskan membunuh Sarah.

John Tawell diam-diam menuangkan sianida ke bir kekasihnya itu saat bertamu di kediaman Sarah Hart. Di saat-saat kritis sebelum Sarah tewas, Ashley—salah seorang tetangga—mendengar kegaduhan di rumah Sarah. Ia pun menjadi orang pertama dan saksi utama dalam kasus tersebut.

Meski sempat melarikan diri John Tawell berhasil ditangkap dan mencetak sejarah sebagai pembunuh pertama yang ditangkap dengan teknologi telegraf. Karena kejahatan yang dilakukannya, John divonis hukum gantung dan dieksekusi mati pada 1845. 

 

Kasus Anak-Anak Goebbels

Pemeran film Downfall yang mengisahkan kisah bunuh diri keluarga Goebbels. (wikia.net)

Pemeran film Downfall yang mengisahkan kisah bunuh diri keluarga Goebbels. (wikia.net)

Kasus pembunuhan anak-anak keluarga Goebbels berhubungan dekat dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Otak pelakunya adalah ayah dan ibu mereka, Joseph Goebbels dan Magda Goebbels. Kala itu, 1 Mei 1945, Nazi kalah atas tentara Soviet dan keluarga Goebbles berlindung di bunker yang sama dengan Adolf Hitler.

Saat Nazi terlihat kalah atas Soviet, Adolf Hitler memilih bersembunyi dalam bunker dan berharap mati di situ. Joseph Goebbels mengikuti langkah junjungannya, lengkap dengan istri dan keenam anak mereka, Helga Susanne, Hildegard Traudel, Helmut Christian, Hedwig Johanna, Holdine Kathrin, dan Heidrun Elisabeth.

Kala asa tak lagi bisa diharapkan, Joseph dan Magda Goebbels memutuskan menjemput maut. Dengan bantuan salah seorang dokter yang bertugas dalam bunker, pasangan itu mula-mula membunuh keenam anak mereka menggunakan sianida. Setelah meracuni anak-anaknya menggunakan sianida kedua pasangan itu melakukan bunuh diri. 

 

Sabotase Obat di Chicago

Ilustrasi obat influenza dan penahan nyeri Tylenol. (gizmodo.com)

Ilustrasi obat influenza dan penahan nyeri Tylenol. (gizmodo.com)

Sabotase obat flu dan penurun panas bermerek Tylenol menggunakan potasium sianida memakan tujuh korban jiwa. Kejadian nahas ini terjadi di Chicago Metropilitan Area, Amerika Serikat, 29-30 September 1982. Dalam kurun waktu dua hari itu tujuh korban meninggal di beberapa tempat berbeda.

Mary Kellerman, gadis berusia 12 tahun, yang tinggal di Illinois meninggal setelah mengonsumsi Tylenol yang ia maksudkan untuk memulihkan stamina tubuhnya. Masih di Illinois, pria bernama Adam Janus meninggal di rumah sakit setelah mengonsumsi Tylenol. Masih di hari yang sama, Adam, kakak dari Stanley dan istrinya, Theresa, tewas setelah meminum obat dari botol yang sama. Tiga korban selanjutnya, Mary Mc Farland, Paula Prince, dan Mary Reiner tewas di hari berikutnya.

Untuk menghindari meluasnya korban jiwa, Johnson & Johnson–produsen Tylenol–menyebarkan pengumuman ke berbagai rumah sakit dan distributor. Bahkan pada bulan Oktober 1982 dilakukan penarikan produk Tylenol secara nasional.

Otoritas sempat kebingungan menelusuri motif dan pelaku pembunuhan berantai ini. Di tengah-tengah proses investigasi, ada pria bernama James William Lewis yang mengaku bertanggung jawab atas kematian ketujuh korban serta meminta tebusan sejumlah uang. Setelah ditangkap dan diproses ternyata James tidak bisa dihubungkan dengan kasus ini, dia dihukum atas dakwaan pemerasan. 

 



Pembunuh Bayaran Richard Kuklinski

Richard Kuklinski (youtube.com)

Richard Kuklinski (youtube.com)

Richard Kuklinski merupakan pembunuh bayaran asal Amerika Serikat yang sudah aktif sejak 1940-an. Sebagai pembunuh bayaran, Kuklinski menggunakan berbagai cara untuk menghabisi korbannya, salah satu cara paling disukainya adalah menggunakan sianida, karena racun itu cepat membunuh korban dan sukar dideteksi setelah itu.

Kuklinski ditangkap pada tahun 1986. Sampai saat ini belum ada angka pasti mengenai korban yang dibunuhnya. Dalam sebuah wawancara, ia pernah menyebut memiliki korban antara 100 hingga 250 orang yang ia bunuh antara tahun 1946 dan 1986. 

 

Pembunuhan Massal Jonestown

Foto dokumentasi bunuh diri massal di Jonestown. (newsweek.com)

Foto dokumentasi bunuh diri massal di Jonestown. (newsweek.com)

Jonestown merupakan nama lain dari People Temples, komunitas religius asal Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jim Jones sejak 1956 hingga 1987. Untuk membangun sebuah komunitas yang hidup harmonis dan saling membantu, Jones membuat sebuah kamp permukiman di tengah hutan di Redwood Valley, California.

Keadaan harmoni yang dijanjikan Jim Jones tidak sepenuhnya terjadi, muncullah isu-isu pelanggaran hak asasi manusia di dalam kamp tersebut. Hal itu membuat pihak pemerintah yang diwakili oleh anggota DPR Leo Ryan berusaha berkunjung ke kamp People Temples.

Kunjungan tersebut tidak berakhir baik, sebuah penembakan menewaskan Leo Ryan dan beberapa orang yang ingin ikut keluar dari kamp permukiman tersebut. Di tengah kepanikan karena penembakan yang terjadi, Jim Jones mengajak seluruh pengikutnya untuk melakukan sebuah tindakan yang disebutnya revolusioner.

Cara revolusioner yang dimaksud Jim Jones adalah bunuh diri bersama-sama dengan menenggak minuman yang sudah diberi sianida. Total korban yang tewas karena sianida dalam bunuh diri itu mencapai 912 orang, 276 di antara mereka anak-anak. (Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya