SOLOPOS.COM - Binter KE 125. (Bikepics.com)

Serba lima kali ini mengulas sepeda motor klasik besutan Kawasaki.

Solopos.com, SOLO – Pada 1980-an, Kawasaki memiliki sejumlah motor sport populer yang di pasarkan di Indonesia. Penasaran apa saja motor lawas itu? Simak serba lima berikut ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada 1980-an, Kawasaki tidak menggunakan namanya sendiri untuk memasarkan produknya di Tanah Air. Pabrikan otomotif asal Jepang itu bekerja sama dengan perusahaan milik koruptor Edi Tansil, PT Bintang Terang, yang kemudian disingkat menjadi Binter pada setiap produknya.

Sayangnya PT Bintang Terang tidak beroperasi dalam waktu yang lama karena pada 1985 perusaaan itu mengalami kebangkrutan. Baru kemudian pada 1996 Kawasaki hadir lagi di Tanah Air dengan nama PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Minggu (21/6/2015), berikut ini adalah lima sepeda motor lawas Kawasaki yang populer pada 1980-an.

Kawasaki Binter Merzy

Binter Merzy. (Liputan6.com)

Binter Merzy. (Liputan6.com)

Sepeda motor lawas Binter Merzy alias Kawasaki KZ 200 hadir di Indonesia kali pertama pada 1980. Pada masanya, Merzy termasuk kuda besi canggih karena telah mengusung mesin 200 cc tipe 4-tak dengan pengapian platina sedangkan pesaingnya masih menggunakan tipe 2-tak.

Ingin menjadikan Merzy lebih canggih, Binter melakukan sejumlah penyegaran dan menghadirkan Merzy New Tank dengan pengapian CDI pada 1983. Merzy versi termutakhir itu telah dilengkapi electric starter, sistem kelistrikan DC 12 volt, tuas lampu dim serta perangkat rem cakram pada roda depan dan desain yang lebih sporty.

Terkenal dengan kenyamanannya, Binter Merzy bahkan sempat menjadi barometer sepeda motor touring di Tanah Air. Selain itu tidak sedikit pula yang memodifikasinya dengan tampilan ala motor cruiser Harley Davidson.

Kawasaki Binter KE 125

Binter KE 125. (Bikepics.com)

Binter KE 125. (Bikepics.com)

Selain menggarap segmen motor touring dengan Merzy, Binter juga bermain di segmen motor trail dengan melahirkan Binter KE 125 pada 1981. Sepeda motor penggaruk tanah itu dibekali mesin 125 cc 2-tak dengan suspensi depan dan belakang yang panjang yang menambah kuat kesan gagah dan kokoh.

Berbeda dari rivalnya, Binter KE 125 telah memiliki bentuk tangki yang lebih modern dengan istilah desain Volcano. Meski didesain langsung oleh Kawasaki Jepang, motor itu dipastikan hanya dapat dijumpai di Indonesia.

Pada masanya, motor yang disebut sebagai embahnya Kawasaki seri KLX dan D-Tracker itu kerap terjun pada kejuaraan Motor Cross bersaing dengan Suzuki TS 100, Honda XL 125 dan Yamaha DT 100.

Kawasaki Binter GTO 110 dan GTO 125

Binter GTO 110. (Jackbiker.com)

Binter GTO 110. (Jackbiker.com)

Pada tahun yang sama dengan peluncuran Merzy, Binter juga meluncurkan sepeda motor sport komuter bernama Binter GTO 110. Pada masanya, GTO 110 populer karena berkapasitas mesin lebih besar dari Honda CB100. Lewat sepeda motor itu pula Kawasaki untuk kali pertama menciptakan mesin 2-tak berkapasitas 110 cc.

Mendapat respon positif dari masyarakat, Binter kemudian menghadirkan varian dengan kapasitas mesin yang lebih besar, yakni GTO 125. Kabarnya mesin yang digunakan masih menggunakan basis Binter KE 125 dengan transmisi manual lima percepatan.

Kawasaki Binter KH 100

Binter KH 100. (Kaskus.co.id)

Binter KH 100. (Kaskus.co.id)

Berkaca pada kepopuleran GTO 110 dan GTO 125, Binter kemudian menciptakan sport komuter dengan harga yang lebih murah, yakni Binter KH 100. Sepeda motor bermesin 100 cc 2-tak itu hadir dengan nilai jual berupa striping yang beragam serta tag line irit bahan bakar.

Pada masanya, Binter KH 100 merupakan lawan yang cukup berat bagi Honda GL Max, Suzuki GP 100 dan Yamaha RX 100.

Kawasaki Binter AR 125



Binter AR 125. (Kaskus.co.id)

Binter AR 125. (Kaskus.co.id)

Setahun sebelum mengalami kebankrutan, Binter sempat melucurkan sepeda motor yang fenomenal, yakni Binter AR 125. Pada 1984, sepeda motor yang didatangkan langsung dari Jepang itu dianggap sebagai kuda besi 125 cc paling sporty karena telah dibekali fairing, radiator, suspensi belakang monoshock dan transmisi enam percepatan.

Selain karena desain striping yang menarik, harganya yang mahal juga membuat Binter AR 125 menjadi tunggangan paling bergengsi pada masa itu. Dalam kondisi standar, kecepatannya dapat mencapai 130 km/jam. Bahkan dalam kejuaraan balap motor di Sirkuit Sentul, terdapat AR 125 yang tercatat memiliki kecepatan hingga 180 km/jam.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya