SOLOPOS.COM - Ronaldo (golazo190.con)

Solopos.com, SOLO – Menjelang perhelatan Piala Dunia 2014, berbagai kisah unik gelaran World Cup jadi hal yang paling banyak diburu. Berbagai kisah menarik selalu muncul dalam setiap gelaran akbar sepak bola empat tahunan ini. Dari hal sepele seperti rambut kuncung Ronaldo di Piala Dunia 2002 hingga Maradona yang terbukti menggunakan doping pada PD 1994 cukup menggelitik disaksikan.

Redaksi Solopos.com menghimpun kumpulan kisah unik Piala Dunia itu di Serba Lima berikut ini:

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Kisah Unik di Balik Rambut “Kuncung” Ronaldo

Kisah Unik di Balik Rambut “Kuncung” Ronaldo

Ronaldo (golazo190.con)

Ronaldo (golazo190.con)

Rambut kuncung Ronaldo sempat membuat heboh saat diperkenalkan di final Piala Dunia 2002 silam. Gaya ini bahkan dipakai untuk salah satu sinetron di Tanah Air. Ternyata ada kisah unik di balik potongan rambut ini.

Cerita itu bermula saat Brasil berhadapan dengan Inggris pada babak perdelapan final. Layar televisi menampilkan Roberto Carlos hendak mengambil tendangan pojok. Bek sayap kiri Brasil itu tampil close up dan membuat anak Ronaldo mengira itu sang ayah.

Anak yang berusia sekitar empat tahun itu mendekati pesawat televisi dan mengecup kepala Roberto Carlos sembari berteriak, “Daddy,” yang berarti “ayah”.

Istri Ronaldo terkejut dan mengabarkan hal itu kepada suaminya. Setelah memperoleh kabar tersebut, Ronaldo memutuskan untuk mengubah potongan rambutnya menjadi model kuncung. Ronaldo berharap, anaknya bisa membedakan antara dia dan Roberto Carlos. Ada-ada saja…

Selebrasi Melotot Maradona

Selebrasi kontroversial Diego Maradona (dailymail.co.uk)Selebrasi Melotot Maradona

Cara Diego Armado Maradona berselebrasi seusai mencetak gol kontra Yunani di Piala Dunia 1994 telah mengungkap sebuah fakta mengejutkan. “Si Tangan Tuhan” kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang.

Ia melakukan sprint ke arah kamera TV dan berteriak kencang sehingga menimbulkan kecurigaan para pengawas obat-obatan terlarang. Maradona pun dites, dan terbukti positif menggunakan substansi terlarang Ephedrine sehingga ia diusir dari turnamen.

Hal ini memaksa Maradona dicoret dari Timnas Argentina. Usai dengan gagah melangkah ke 16 besar Final Piala Dunia 1994, Argentina melempem.

Lupa Lihat Jam, Wasit Ini Beri Tambahan Waktu 8 Menit

Lupa Lihat Jam, Wasit Ini Beri Tambahan Waktu 8 Menit

Michel Vautrot jadi wasit yang cukup populer di Piala Dunia 1990. Sayangnya, bukan karena prestasinya maka dia dikenal dunia. Pada satu pertandingan, wasit asal Prancis ini memberikan injury time berlebihan. Saat ditanya, Vautrot dengan polos menjawab dirinya lupa melihat jam.

Waktu tambahan umumnya maksimal diberikan 5 menit. Namum berbeda dengan Michel Vautrot di Piala Dunia tahun 1990, kala ia memimpin pertandingan semifinal antara Italia vs Argentina, ia memberikan tambahan waktu 8 menit. Jelas bukan tambahan waktu yang biasa untuk event sekelas Piala Dunia.

Belakangan Michel mengaku dirinya lupa melihat jam tangan yang dipakainya.

Johan Cruyff Tolak Tiga Garis di Baju Belanda

Johan Cruyff Tolak Tiga Garis di Baju Belanda

Johan Cruyf (soccernet.com)

Johan Cruyf (soccernet.com)

Cruyff dikenal sebagai pemain yang cukup ribet. Kapten Total Football Belanda ini menolak tampil di Piala Dunia 1978. Ia menilai saat penyelenggaraan acara itu, negara sedang bermasalah.

Cerita yang lebih unik lagi terjadi di Piala Dunia 1974. Johan Cruyff pernah menolak memakai tiga garis Adidas yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma.



Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga mengotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.

Rekor, Ernie Brandts Cetak Dua Gol untuk Dua Tim Berbeda

Rekor, Ernie Brandts Cetak Dua Gol untuk Dua Tim Berbeda

Penggemar Timnas Belanda mungkin lebih mengenal Johan Cruyff daripada Ernie Brandts. Ya, pemain legendaris Belanda ini memang tak begitu terkenal. Tapi, Ernie jadi satu-satunya bek yang mencetak gol untuk dua tim berbeda dalam satu pertandingan. Caranya?

Ernie memang bek yang terbilang subur. Saat berhadapan dengan Italia di Piala Dunia 1978, Ernie mencetak gol bunuh diri terlebih dulu pada menit ke-18, tapi ia kemudian mencetak gol ke kandang lawan guna menyamakan kedudukan pada menit ke-50.

Beruntung rekan setimnya, Arie Haan, akhirnya mencetak gol kemenangan, 2-1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya