SOLOPOS.COM - DEMO MENAGIH JANJI JOKOWI

Solopos.com, SOLO – Kampanye hitam atau black campaign seolah jadi menu wajib yang tak bisa dilepaskan dari dunia politik. Jelang Pilpres 2014, marak kampanye hitam yang ditujukan pada para capres. Dua capres terpopuler, Jokowi dan Prabowo jadi yang paling sering dapat serangan.

Jika Prabowo terganjal oleh isu-isu seputar penculikan di massa Orde Baru dan tragedi 1998, Jokowi lebih banyak diserang isu-isu suku agama ras dan antargolongan (SARA).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berikut Solopos.com himpun lima kampanye hitam yang dialami Capres PDIP, Joko Widodo.

Dituduh Tak Bisa Wudhu

Ekspedisi Mudik 2024

Dituduh Tak Bisa Wudhu

Isu SARA, apalagi kesan anti-Islam memang sering dituduhkan pada Jokowi. Salah satunya beredar kabar tak bisa wudhu. Kabar ini muncul di berbagai forum internet. Sayangnya, hal ini sama sekali tak bisa dikonfirmasi.

Kabar ini juga sempat disebarkan melalui pesan berantai di BBM dan SMS. Mulanya berita ini muncul 2012 silam saat Jokowi maju sebagai calon gubernur. Rujukannya adalah tayangan berita TVOne, yang memperlihatkan Jokowi berwudhu untuk menunaikan shalat Jumat di sebuah masjid di Menteng Dalam, Jakarta Pusat.

Kabar ini langsung diberondong bantahan. Sejumlah pihak yang melihat tayangan yang sama langsung memberikan analisis masing-masing. Hasilnya? Semua sepakat apa yang dirumorkan bohong dan tak bertanggung jawab.

Meski begitu kontroversi tetap bergulir.

Blusukan Pencitraan

Blusukan Pencitraan

Blusukan seolah jadi ciri yang tak bisa terpisahkan dari Jokowi. Gubernur DKI Jakarta ini telah menggunakan gaya ini semenjak jadi Wali Kota Solo. Sejauh ini tak ada yang mempertanyakan gaya ini, sampai pada akhirnya mulai ramai komentar sinis setelah Jokowi maju jadi Capres.

“Banyak orang bilang, tiap hari saya hanya blusukan, apa sih sebetulnya? Ada yang bilang pencitraan. Pencitraan dari mana, TV saya nggak punya, Bu Mega juga enggak punya. Koran juga enggak punya,” bantah Jokowi beberapa bulan silam, Sabtu (1/4/2014).

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) dan Basuki Tjahaja Purnama melakukan sidak (blusukan) bersama di Kampung Deret Petogogan, Jakarta, Kamis (27/2/2014). Blusukan bersama ini bertujuan untuk menguasai persoalan yang ada di lapangan. (JIBI/Solopos/Antara/Dhoni Setiawan)

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Obituary “RIP Jokowi” Kabarkan Jokowi Meninggal

Obituary “RIP Jokowi” Kabarkan Jokowi Meninggal

Kabar RIP Jokowi mulai ramaikan pemberitaan Rabu (7/5/2014). Hingga kini penyebar kabar masih misterius. Kabar ini muncul bersamaan dengan kabar Jokowi yang disebur-sebut anak Oei Hong Liong.

Capres dari PDIP ini memang sudah berkali-kali jadi sasaran kampanye hitam. Namun kali ini Jokowi mulai gerah.

Menanggapi beredarnya gambar “RIP” tersebut di Facebook dan Twitter, Jokowi menganggapnya sudah keterlaluan. “Pertama, itu ngawur. Kedua, itu sudah brutal dan keterlaluan,” ujar Jokowi, Kamis (8/4/2014).

Gambar "RIP Jokowi" (Istimewa/Twitter)

Gambar “RIP Jokowi” (Istimewa/Twitter)

Mengkhianati Jakarta

Mengkhianati Jakarta

Isu pengkhianatan terhadap Jakarta jadi yang paling banyak didengungkan. Berbeda ketika Jokowi maju sebagai Cagub DKI Jakarta saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Barangkali karena masa jabatannya yang masih seumur jagung.

Jokowi jelas membantah kabar ini. “Survei membuktikan 84% masyarakat Jakarta setuju [saya nyapres]. Kalau tidak setuju, mana mungkin suara PDIP di Jakarta [di pemilu legislatif 2014] naik 300%,” kata Jokowi dalam program Mata Najwa Metro TV, Rabu (7/5/2014). Jokowi menegaskan pencapresannya adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah Jakarta seperti kemacetan dan banjir. Menurut Jokowi, jika dia jadi presiden, masalah-masalah tersebut bisa lebih cepat teratasi.



Bahkan bantahan Jokowi didukung oleh politisi partai Gerindra, Ahok. Wagub DKI Jakarta mengatakan . “Tidak [merasa dikhianati]. Karena janjinya dulu kan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota modern. Seharusnya bisa lebih cepat, tapi tidak bisa. Kita hadapi AFTA, tapi pelabuhan kita tidak siap. Kita ingin perluas pelabuhan, ingin bangun kereta api, Kemenhub tidak mau. Kalau dia [Jokowi] jadi presiden, itu lebih bagus,” katanya.

Jokowi Dikendalikan Zionis?

Jokowi Dikendalikan Zionis?

Barangkali ini yang paling ekstrem. Salah satu portal berita menulis judul yang mengundang banyak pertanyaan. Jokowi dikabarkan disetir oleh Zionis. Afiliasi kelompok ini bahkan menempatkan istri Jokowi sebagai petinggi Rotary Club (RC).

Status di facebook dari salah satu portal beritaSabtu (26/1/2013), menyebut portal berita Itoday(24/1/2013) yang melemparkan isu ini. “Sinyalemen itu disampaikan pengamat intelijen Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono,” tulis portal berita itu.

Sayangnya ketika ditelusuri, berita yang dimaksud sudah tidak ada. Bahkan situs itu sama sekali tak memuat “Jokowi” dalam salah satu beritanya. Oleh karena itu, berita ini betul-betul jadi tanda tanya besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya