SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI—Serapan bahan pangan nonberas di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, dinilai masih rendah. Pasalnya, tingkat konsumsi bahan pangan nonberas ini baru sekitar 10%. Rendahnya konsumsi terhadap nonberas ini disinyalir karena budaya pangan masyarakat yang susah diubah.

“Serapan bahan pangan selain beras di Boyolali memang masih rendah. Hal ini tak lepas dari budaya masyarakat jika belum mengonsumsi beras berarti belum makan,” ujar Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Boyolali, Dirham di sela-sela bazar bahan pangan di depan Pemkab Boyolali, Jumat (21/10).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dirham menambahkan, selain ketergantungan masyarakat akan beras juga produksi bahan pangan ini masih minim. Padahal kebutuhan pasar akan bahan nonberas seperti singkong, jagung, enthik serta umbi-umbian lainnya cukup tinggi.

Menurutnya, umbi-umbian seperti singkong, gembili serta garut dan sebagainya kandungan gizinya tidak kalah dengan beras. Bahkan, jika melirik harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan tanaman yang memiliki nama ilmiah Oriza Sativa ini.

Dijelaskan, mereka yang banyak mengonsumsi bahan pangan nonberas ini di daerah utara Boyolali. Antara lain Wonosegoro, Juwangi, Karanggede, Kemusu serta Andong. Lahan pertanian di beberapa daerah tersebut termasuk dalam lahan marginal. Yaitu kontur dan struktur tanah dengan kandungan zat hara kecil atau lahan tidak produktif.

“Kami terus mengupayakan ini yaitu bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) untuk budidaya non beras. Selain itu, sosialiasasi terus digencarkan,” imbuhnya.(JIBI/SOLOPOS/rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya