SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggaran untuk penanganan Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Serapan anggaran biaya tak terduga (BTT) di APBD Solo tahun 2020 dan 2021 yang diproyeksikan untuk penanganan pandemi Covid-19 mendapat sorotan. Hal itu dikarenakan serapan anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 di Kota Solo yang terbilang rendah.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga anggota Komisi II DPRD Kota Solo, Abdul Ghofar Islmail, mengatakan APBD Solo tahun 2020 dilakukan refocusing anggaran hingga Rp153 miliar untuk penanganan pandemi Covid-19. Namun dari anggaran yang dialokasikan itu hanya terserap Rp45 miliar, atau 29,4%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ghofar pun menyayangkan fenomena rendahnya serapan anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 tahun 2020 tak menjadi pelajaran Pemkot Solo dalam menyusun APBD perubahan 2021. Pemkot justru mengulangi kejadian yang sama tahun ini dengan menambah secara signifikan anggaran BTT di APBD Perubahan 2021. Tak main-main, tambahan anggaran itu mencapai Rp60 miliar, dari semula Rp50 miliar, sehingga menjadi Rp110 miliar.

Baca juga: Serapan Dana Covid-19 di Jateng Disebut Rendah, Ini Respons Gubernur Ganjar

Sayangnya, lagi-lagi Pemkot Solo mengulang kesalahan yang sama. Hingga Oktober 2021, serapan anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 masih sangat rendah, yakni Rp40 miliar, atau sekitar 36,36%. Diprediksi anggaran BTT yang terserap hingga akhir 2021 nanti baru mencapai Rp50 miliar, atau sekitar 45,45% dari total anggaran yang ada.

Dengan kata lain, anggaran sekitar Rp60 miliar dari BTT untuk penanganan Covid-19 akan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran atau Silpa tahun 2021. Dana sebesar itu tidak bisa diutak-atik lagi lantaran sudah dialokasikan dan dikunci di pos BTT APBD Perubahan Solo 2021.

Ghofar menyesalkan pengalokasian tambahan BTT hingga Rp60 miliar di perubahan APBD 2021 yang berakhir dengan menjadi Silpa. Padahal kondisi itu menurut dia sebenarnya bisa dihindari dengan penambahan BTT secara proporsional saja.

Ketika dalam perjalannya anggaran masih kurang, menurut Ghofar Pemkot dapat menggunakan mekanisme mendahului anggaran. “Setelah yang terjadi di APBD 2020, Pemkot mengulanginya di APBD 2021,” terang dia, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Anggaran Covid-19 Solo Tahun Depan Turun Jadi Rp40 Miliar, Yakin Cukup?

Dengan mekanisme mendahului anggaran, Ghofar meyakini pengalokasian anggaran bisa lebih presisi. “Sejak awal saya sampaikan jangan terlalu ekstrem karena dalam kondisi darurat itu ada mekanisme mendahului anggaran,” ujar dia.

Ghofar menyayangkan besarnya Silpa anggaran BTT yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk penataan maupun pembangunan Solo. Dengan anggaran itu Pemkot Solo bisa menjalankan sejumlah program untuk pembangunan Solo lebih baik.

“Bagi kami menyayangkannya karena banyak dana yang akhirnya dalam tanda kutip jadi Silpa yang berarti dana nganggur. Makanya lebih baik ditata. Kalau kondisi tak baik bisa dilakukan mendahului anggaran sesuai kebutuhan,” terang Ghofar.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, mengakui anggaran BTT di perubahan APBD 2021 yang tak terserap cukup besar. Tak terserapnya anggaran karena kondisi pandemi Covid-19 yang semakin melandai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya