SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Wonogiri mulai kehabisan stok pestisida. Padahal, serangan hama wereng coklat telah meluas ke wilayah timur Kota Gaplek.

Kabar terakhir, sudah enam kecamatan yang mengalami serangan hama tersebut. Keenam kecamatan tersebut adalah Selogiri, Wonogiri, Ngadirojo, Sidoharjo, Jatisrono dan Girimarto.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski serangannya tidak menyeluruh-ada yang hanya 5 hektare seperti di Sidoharjo, ada pula yang sampai ratusan hektare seperti di Selogiri-perkembangan serangan ini cukup mengkhawatirkan, mengingat perkembangbiakan wereng yang sangat cepat. Terlebih dengan persediaan pestisida di gudang Dinas PTPH yang semakin hari semakin menipis.

“Hari ini (kemarin) saya sudah memantau ke Girimarto dan Jatisrono. Di Girimarto ada 80 hektare yang kena, sedangkan Jatisrono saya belum memperoleh data lengkapnya. Mengenai stok pestisida di gudang, saya tidak hapal jumlahnya, tapi memang sudah sangat tipis,” ungkap Kepala Dinas PTPH, Guruh Santoso, saat dihubungi Selasa (29/6).

Kendati demikian, Guruh menegaskan tekatnya untuk tidak menyerah. Dia mengatakan akan terus mengusahakan bantuan pestisida ke pemerintah pusat atau provinsi. Menurutnya, hingga saat ini, total sudah lebih dari 5 kuintal pestisida dengan nilai mencapai kurang lebih Rp 500 juta telah didistribusikan untuk penanggulangan wereng coklat.

Sementara itu, pantauan Espos, Selasa pagi, seratusan petani Desa Singodutan berkumpul di Krisak, tak jauh dari lokasi bakal pembangunan terminal tipe A. Sebelumnya, mereka mendapat informasi bahwa wilayah itu akan didrop bantuan pestisida dan akan dilakukan penyemprotan massal. Para petani pun sudah membawa tabung penyemprot.

Mereka sempat kecewa karena bantuan yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Begitu datang sekitar pukul 09.00 WIB, jumlahnya hanya 10 botol pestisida berukuran 500 ml. “Ya jelas kurang, wong petani yang datang cukup banyak. Pukul 07.00 WIB tadi seratusan orang mungkin ada. Kini sebagian sudah pada pulang karena menunggu terlalu lama,” ungkap salah seorang petani dari Krisak Kulon, Desa Singodutan, Yanto Widodo.

Karena jumlah bantuan pestisida yang kurang itulah, penyemprotan massal urung dilaksanakan. Meski akhirnya bantuan ditambah, petani tetap menyemprot lahannya sendiri-sendiri.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya