SUKOHARJO-Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo meminta petani di delapan kecamatan waspada terhadap serangan hama tikus selama periode musim tanam I (MT). Hal itu setelah munculnya gejala serangan di kecamatan-kecamatan tersebut akhir-akhir ini.
Kasi Perlindungan Tanaman (Perlintan) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Narto, menyebutkan gejala serangan tikus mulai muncul di delapan dari 12 kecamatan di Sukoharjo.
Menurut dia kecamatan-kecamatan tersebut adalah Bendosari, Sukoharjo Kota, Baki, Gatak, Nguter, dan Tawangsari, Polokarto dan Mojolaban.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Sementara ini dilaporkan gejala serangan (tikus) muncul di delapan kecamatan, mulai dari Mojolaban, Polokarto, Sukoharjo, Nguter, Bendosari, Baki, Gatak, dan Tawangsari. Wilayah lain seperti Bulu, Weru, dan Kartasura belum ada laporan,” ungkapnya kepada solopos.com di Kantor Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Rabu (14/12/2011) pagi, mewakili Kepala Dispertan, Ir Giyarti.
Narto menyatakan untuk mengantisipasi serangan hama tikus petani di berbagai wilayah Sukoharjo telah melakukan langkah-lanmgkah penanggulangan, di antaranya dengan gropyokan massal. Upaya tersebut dinilai penting dalam rangka menyelamatkan tanaman padi petani mengingat periode musim tanam (MT) I yang baru saja dimulai.
Terpisah petani di Klaseman, Kelurahan/Kecamatan Sukoharjo, Waluyo, 50, mengatakan upaya penanggulangan serangan tikus di dukuhnya dilakukan dengan berbagai cara. Selain gropyokan, ujar dia, petani menggunakan setrum untuk melindungi tanaman.
“Gropyokan dilakukan bersama-sama pada hari-hari tertentu. Tetapi petani juga menggunakan cara lain seperti memakai setrum untuk membasmi tikus. Malam hari dinyalakan, nanti pagi hari tinggal mengambil tikus yang berhasil dijaring,” jelasnya. try