SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

SUKOHARJO—Koordinator Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Samidi, mengungkapkan pihaknya tengah fokus dalam pengendelaian serangan tikus yang merajalela. Menurut Samidi, serangan tikus merata terjadi di Kota Makmur.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Serangan tikus merata di seluruh Kabupaten Sukoharjo. Saat ini kami fokus mengendalikan serangan tersebut. Tadi [kemarin] pagi kami melakukan pengendalian serangan tikus di Duwet, Baki, Sukoharjo. Sementara itu di daerah Weru sudah dilakukan pengendalian sejak sepekan lalu,” ungkap Samidi saat dihubungi solopos.com, Kamis (19/12/2012).

Menurut Samidi, setiap tanaman mempunyai penanganan yang berbeda. Untuk tanaman padi muda pengendalian tikus dilakukan dengan cara memberi umpan beracun. Pengendalian serangan tikus pada tanaman tua dengan disemprot sedangkan untuk tanaman bero dengan melakukan gropyokan. Selain itu dilakukan pula dengan mengasapi lubang tikus dengan menggunakan belerang.

Samidi mengakui, serangan tikus telah menyebabkan beberapa petani gagal panen dan enggan bercocok tanam. “Ada beberapa yang seperti itu [gagal panen dan enggan menanam padi] tapi tidak semua petani seperti itu. Kalau kerugian belum bisa diperhitungkan karena untuk tanaman muda masih ada kemungkinan tumbuh dengan baik,” tuturnya.

Penyebab merebaknya hama tikus menurut Samidi karena tumbuhan tumbuh subur. “Penyebabnya adalah karena makanan selalu tersedia karena tanaman tumbuh subur. Jika pada musim kemarau, banyak tanaman mati dan kering sedangkan musim hujan tanaman tumbuh dengan baik. Hal tersebutlah yang merangsang banyaknya serangan tikus. Tikus yang paling ganas adalah tikus kecil,” terang Samidi.

Berdasarkan data yang dimiliki Dispertan, persawahan yang diserang tikus antara lain di Desa Sukoharjo (31 hektare), Gatak (14 hektare), Polokarto (15 hektare), Baki (12 hektare). Selain diserang tikus, banyak pula padi terkena hama tenggerek batang. Hama ini disebabkan telur kupu-kupu yang ketika menetas memakan tunas padi. Deda yang diserang hama ini antara lain Polokarto (16 hektare), Gatak (5 hektare), Kartasura (15 hektare), Sukoharjo (5 hektare) dan Tawangsari (5 hektare).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya