SOLOPOS.COM - Gambar yang diunggah dengan hashtag #PrayforParis. (Istimewa/Twitter)

Serangan teror Paris membuat keprihatinan berbagai pihak.

Solopos.com, PARIS — Salah satu tersangka yang melancarkan bom bunuh diri di Prancis diidentifikasi dengan nama Ismael Omar Mostefai. Polisi memeriksa ayah dan saudara pria berusia 29 tahun itu,  Minggu (15/11/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang jaksa di Paris, Francois Molins, Molins, mengungkapkan serangkaian serangan pada Jumat (13/11) dengan 129 korban tewas tersebut dikoordinasi tiga tim. Tujuh pria yang semuanya mengenakan rompi yang dilengkapi bahan peledak tewas dalam serangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Molins seperti dikabarkan Reuters, menuturkan Mostefai yang merupakan  warga Prancis tinggal di Kota Chartres. Ia memiliki sebuah catatan tindak kriminal namun belum pernah di penjara. Seorang sumber menyebut ayah dan saudara Mostefai tengah diperiksa bersama dengan orang-orang terdekat tersangka.

Sumber lain yang tak disebutkan namannya mengatakan polisi telah menemukan sebuah mobil di area pinggiran Paris yang diyakini digunakan dalam serangan. Diduga setidaknya satu dari pelaku lainnya melarikan diri. Molins menyebut serangan tersebut melibatkan sebuah tim antar negara. Sementara pejabat di Yunani menduga salah satu atau dua dari pelaku melintasi negaranya pada Oktober lalu, bersama para pengungsi dari Suriah.

Serangan mematikan pada akhir pekan kemarin ditambatkan diantaranya di sebuah gedung konser, stadion sepakbola dan sejumlah restoran. Tujuh serangan di enam lokasi itu juga mengakibatkan 352 orang lainnya terluka, dimana 99 diantaranya dalam kondisi serius. Sementara museum-musem dan gedung teater tetap ditutup kemarin seperti sehari sebelumnya. Ratusan polisi berpatroli di jalan-jalan dan stasiun setelah Presiden Prancis, Francois Hollande mengumumkan negara dalam keadaan darurat.

ISIS mengklaim serangan itu sebagai balasan atas aksi militer Prancis di Irak dan Suriah untuk memerangi mereka. Prancis pun bersumpah untuk menghancurkan ISIS.

 “Kami tengah berperang. Kami terkena salah satu tindakan perang yang dilancarkan teroris. Kami akan mengambil langkah-langkah khusus, menghajar dan menghancurkan mereka bukan hanya di Prancis dan Eropa tapi juga di Suriah dan Irak. Kami akan memenangkan pertempuran,” kata Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls.

Prancis merupakan negara Eropa pertama yang bergabung dalam serangan udara AS untuk memerangi ISIS di Irak mulai September 2014. Setahun kemudian Prancis juga ambil bagian dalam serangan udara untuk melawan ISIS di Suriah.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya