SOLOPOS.COM - Donald Trump (JIBI/Reuters/Brendan McDermid)

Serangan teror Paris terus dimanfaatkan Donald Trump untuk menjaring rasa takut orang AS terhadap muslim.

Solopos.com, NEWTON — Donald Trump berhenti memanfaatkan ketakutan pasca-serangan teror Paris dengan berkampanye tentang pembatasan ruang gerak muslim di AS. Calon Presiden AS dari Partai Republik ini kembali menekankan, jika dia menang, seluruh muslim di AS harus masuk dalam data base khusus.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Jelas kami akan menerapkan sistem database untuk melacak muslim di AS,” kata Trump dalam wawancara dengan NBC News, Kamis (19/11/2015) malam waktu setempat atau Jumat (20/11/2015) pagi WIB.

Sebelumnya, dia juga mengatakan hal yang sama dalam kampanye di balai kota Newton, Iowa. “Harus ada banyak sistem
yang melampaui database itu. Kita harus punya banyak sistem [untuk mengawasi muslim di AS],” katanya.

Saat ditanya apakah muslim akan diwajibkan untuk masuk dalam database itu, Trump makin menegaskan keinginannya. “Mereka harus, harus.”

Hal itu langsung membuat komunitas muslim AS bereaksi keras dan menyamakan pengusaha properti itu dengan Nazi Jerman sebelum perang dunia II. “Kami seperti kehilangan kata-kata. Dengan siapa lagi Anda bisa membandingkan hal ini [ulah Donald Trump] dengam Nazi Jerman? Tidak ada pembanding lain dan [Trump] sama dengan dia,” kata juru bicara the Council on American-Islamic Relations, Ibrahim Hooper, kepada NBC News.

Tak hanya kalangan muslim, pernyataan ekstrem Trump juga mendapat reaksi negatif dari Rabbi Jack Moline, Direktur Eksekutif Interfaith Alliance, sebuah LSM setempat yang mengkampanyekan kerukunan antarumat beragama. “Ayah saya [hidup] pada Perang Dunia II dan dia berperang untuk Amerika melawan apa yang dilakukan Nazi. Inilah mengapa ada Amerika, bukan untuk yang seperti itu [kampanye Trump],” ujar Moline, Kamis malam.

Saat diminta untuk menjelaskan apa bedanya idenya ini dengan Nazi, dia tak menjawab dengan tegas. Empat kali dia hanya mengatakan, “Anda katakan pada saya.” Dia juga mengelak dari pertanyaan apa konsekuensinya jika ada muslim tidak mendaftarkan diri dalam database itu.

“Ini soal manajemen, karena negara kita tidak punya manajemen [untuk membatasi muslim]. Trump mengaitkan idenya ini dengan perlunya mengidentifikasi semua orang yang masuk ke AS. Lagi-lagi, dia menunjukkan sikapnya yang anti imigran (yang mayoritas berasal dari Meksiko). “Ini akan menghentikan orang masuk AS secara ilegal.”

Dalam kampanye itu, Trump juga mengajak agar masyarakat AS menolak pengungsi Suriah masuk ke AS. Bahkan kata-katanya terdengar sarkastik terhadap orang Suriah,. “Membawa mereka [orang Suriah] adalah bunuh diri, saya menyebutnya seperti [memasukkan] kuda Troya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya