Serangan Kera Wonogiri, Apa Pun Diembat Sampai Warga Tobat

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI</strong> — Musim <a title="Kekeringan, Sawah di Mondokan Sragen Gagal Panen" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180507/491/914642/kekeringan-sawah-di-mondokan-sragen-gagal-panen">kemarau </a>&nbsp;yang berakibat pada kekeringan memaksa ratusan monyet ekor panjang di hutan-hutan wilayah Wonogiri turun gunung untuk berburu pangan. Warga menyebut monyet ekor panjang itu kera.</p><p>Kera tersebut biasanya datang berkelompok dengan jumlah puluhan ekor dan membabat habis apa pun di hadapan mereka. Mereka menyerang pada pagi dan sore hari.</p><p>Salah satu warga Lingkungan Gunung Kukusan RT 002/RW 009, Kelurahan Giriwono, Wonogiri, Marno, menyebut kera-kera itu pintar. Mereka menjarah jagung, ketela, dan kacang tanah untuk dimakan di tempat, kemudian sisanya dibawa kembali ke hutan. Jika tak menemukan pangan-pangan tersebut, daun pepaya pun habis dimangsa.</p><p>&ldquo;Telur di tarangan itu pernah habis tak bersisa, anak ayam bahkan ikut dibawa. Nasi sisa yang dijemur juga diembat. Sampai tobat,&rdquo; kata dia saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Senin (25/6/2018).</p><p>Marno mengatakan untuk mencegah kerugian, warga yang menanam tanaman pangan terpaksa bergantian menjaga lahan. Mereka siap menghalau kawanan kera berteman anjing dan kentongan.<br /> <br />Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan delapan dari 25 kecamatan di Kota Gaplek rawan serangan kera saat <a title="Wonogiri Siaga Kekeringan, Pemerintah Ambil Sikap" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180505/495/914485/wonogiri-siaga-kekeringan-pemerintah-ambil-sikap">kemarau</a>. Kedelapan kecamatan itu yakni Selogiri, Wonogiri, Eromoko, Manyaran, Nguntoronadi, Wuryantoro, Ngadirojo, dan Jatisrono.</p><p>Bambang menambahkan musim <a title="5 Telaga Pracimantoro Wonogiri Mengering" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180511/495/915547/5-telaga-pracimantoro-wonogiri-mengering">kemarau </a>&nbsp;dimulai pada April dan diprediksi berlangsung tujuh bulan sehingga ia meminta masyarakat dan petani di wilayah-wilayah tersebut berhati-hati. &ldquo;Laporan masyarakat sudah ada kawanan kera yang sampai masuk rumah di daerah Selogiri. Kalau sudah sampai masuk rumah artinya mereka sudah kehabisan pangan di habitat mereka,&rdquo; kata dia.</p><p>Dia juga berupaya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk menindaklanjuti kawanan kera yang turun gunung. Selain faktor alam, penyebab kera tersebut menyerang lahan warga adalah kurangnya pangan di hutan yang mayoritas hutan produksi.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal