SOLOPOS.COM - Petani sayuran di Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar sedang memanen tanaman kubis di ladangnya, Selasa (12/11/2013). Harga jual sayuran di tingkat petani anjlok sejak beberapa bulan lalu. ( Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

 Petani sayuran di Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar sedang memanen tanaman kubis di ladangnya, Selasa (12/11/2013). Harga jual sayuran di tingkat petani anjlok sejak beberapa bulan lalu. ( Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)


Petani sayuran di Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar sedang memanen tanaman kubis di ladangnya, Selasa (12/11/2013). Harga jual sayuran di tingkat petani anjlok sejak beberapa bulan lalu. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR —  Harga sayuran di tingkat petani di Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar terjun bebas. Kondisi tersebut dipicu serangan hama yang kian merajalela.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seorang petani sayuran di Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Sumiyem, mengatakan harga jual kubis di tingkat petani Rp1.000/kg. Padahal beberapa bulan lalu, harga jual kubis mencapai Rp3.000-Rp4.000/kg. Sebab, mayoritas sayuran seperti kubis, wortel dan kembang kol diserang hama ulat.

“Harganya anjlok sejak enam bulan lalu, kualitas sayuran juga menurun karena serangan hama,” katanya saat ditemui Solopos.com di ladangnya, Selasa (12/11/2013).

Menurutnya, serangan hama tersebut mengakibatkan tanaman sayuran rusak dan hasil panen melorot hingga 25 persen. Dalam sekali panen, produktivitas tanaman kubis mencapai sekitar 1 kuintal. Namun lantaran serangan hama produktivitas tanaman kubis menurun hingga setengah kuintal.

Biasanya, hasil panen sayuran dijual ke pengepul sayuran yang mendatangi petani sayuran saat panen. Hasil panen dijual kembali oleh pengepul ke pedagang pasar tradisional di wilayah Karangpandan dan Tawangmangu.  “Sudah ada pengepul sayuran yang membeli hasil panen para petani. Ada yang dijual ke Karangpandan malah hingga Kabupaten Sragen,” jelasnya.

Selain tanaman kubis, serangan hama juga melanda tanaman sayuran lainnya yang mengakibatkan harga jual anjlok. Misalnya, harga jual tanaman wortel di tingkat petani hingga Rp500-Rp1.000/kg. Padahal, harga jual tanaman wortel mencapai Rp7.000/kg pada dua tahun lalu.

Hal senada diungkapkan petani sayuran lainnya, Sukarno. Dirinya juga mengeluhkan harga jual sayuran di tingkat petani anjlok. Menurutnya, harga jual sayuran menurun juga dipengaruhi para spekulan atau pedangan pasar yang ingin mengeruk keuntungan pribadi. Mereka mencari celah agar harga sayuran naik di tingkat pedagang pasar.

Soal serangan hama, para petani hanya menggunakan pestisida untuk mengusir hama sayuran. Namun, penggunaan pestisida tersebut tak bisa maksimal lantaran jumlah hama cukup banyak. “Kami hanya menggunakan pestisida namun pengaruhnya hanya sementara karena saking banyaknya jumlah hama yang menyerang tanaman,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya