SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, KLATEN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mengajak seluruh elemen masyarakat proaktif membasmi jentik-jentik guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD.

Pembasmian jentik-jentik bakal menjadi program prioritas di Klaten menyusul kasus DBD telah mengganas sepanjang di tahun 2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang P2PM Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan jumlah kasus DBD di tahun 2020 naik drastis dibandingkan di tahun 2019.

Maling Aki dan Dinamo di Trucuk Klaten Terekam Kamera CCTV

Di tahun 2019, di Klaten terdapat 320 kasus DBD. Sedangkan di tahun 2020, jumlahnya mencapai 393 kasus.

"Vektornya [DBD] adalah nyamuk. Banyaknya kasus DBD di tahun 2020 membuktikan masih cukup banyak nyamuk di tengah masyarakat. Agar kasus ini turun di 2021, dibutuhkan proaktif dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat membasmi jentik-jentik menjadi yang terpenting dan paling utama," katanya, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (5/1/2021).

Wahyuning Nugraheni mengatakan grafik kenaikan kasus DBD di tahun 2020 dibandingkan setahun sebelumnya juga sebanding dengan angka kematian warga yang disebabkan DBD.

250 Polisi Siap Kawal Distribusi Vaksin Covid-19 di Solo

Di tahun 2019, angka kematian warga karena DBD mencapai lima orang. Sedangkan di tahun 2020 menjadi 10 orang.

"Rata-rata, adanya kasus kematian karena DBD disebabkan keterlambatan rujukan ke rumah sakit (RS). Di tengah kondisi Covid-19 ini, orang khawatir juga jika ke RS. Di samping itu gejala DBD dan Covid-19 itu hampir sama [di antaranya panas tinggi]," katanya.

Wahyuning Nugraheni mengatakan Dinkes Klaten akan lebih gencar menyosialisasikan pentingnya seluruh elemen masyarakat ikut serta memberantas jentik-jentik, baik di dalam ataupun di luar rumah.

Teknologi Informasi

Selain berkoordinasi dengan Puskesmas di Klaten, sosialisasi akan dioptimalkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

"Di tengah situasi seperti ini [pandemi Covid-19], kami juga mengoptimalkan sosialisasi ke warga melalui media sosial dan WhatsApp Group. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diyakini sangat efektif dan efisien. Jika tak ada jentik-jentik lagi, nyamuk juga tidak ada. Sehingga kasus DBD bisa ditekan di waktu mendatang," katanya.

Kepala Desa (Kades) Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, Zaenal Arifin, mengatakan di daerahnya telah rutin melakukan pembasmian jentik-jentik melalui operasi kaleng bekas di pekarangan rumah milik warga.

Sudah 164 Warga Sukoharjo Meninggal karena Covid-19

Di desanya terdapat 49 RT dan sembilan RW.

"Di bulan Desember 2020, kami berhasil mengumpulkan empat karung berisi kaleng/botol bekas. Itu semua diperoleh dari pekarangan warga. Kami menamai kegiatan itu operasi kaleng bekas. Ini juga menjadi salah satu cara mengedukasi warga agar aktif membasmi jentik-jentik," katanya.

Zaenal Arifin mengatakan di desanya terdapat dua kasus DBD sepanjang tahun 2020. Berbekal pelaksanaan operasi kaleng bekas yang dilakukannya, diharapkan di Desa Glodogan tak ditemukan kasus DBD di tahun 2021.

"Kami tak ingin ada warga yang terkena DBD. Makanya pencegahan harus diutamakan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya