JAKARTA— Tamerlan Tsarnaev dan adikny Dzhokhar Tsarnaev merupakan kakak beradik menjadi tersangka pelaku bom maraton Boston Amerika Serikat.
Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online
Tamerlan tewas ditembak polisi, sedangkan Dzhokhar saat ini masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka tembak di tenggorokannya saat ditangkap polisi, Jumat (19/4/2013).
Sebelum tewas ditembak dalam penangkapannya, Tamerlan sempat meyakinkan ibunya lewat telepon bahwa dirinya baik-baik saja dalam peristiwa bom maraton Boston, Senin (15/4). Dia berkata kepada ibunya: “Mengapa mama khawatir?”
Menurut laporan The Wall Street Journal yang dikutip news.com.au, Senin (2/4), beberapa hari kemudian Tamerlan kembali menelepon ibunya, namun nada suara pria ini berbeda.
“Polisi, mereka mulai menembak ke arah kami. Mereka mengejar kami. Mama, aku sayang kamu.”
Setelah mengucapkan itu, telepon terputus dan beberapa jam kemudian, anak perempuan Zubeidat Tsarnaeva menelepon ibunya dengan menangis, mengabarkan bahwa saudaranya Tamerlan,26, yang dicurigai pelaku pemboman maraton Boston meninggal.
Tamerlan pernah menjadi petinju amatir pemenang Golden Gloves. Dia tewas setelah tembak menembak dengan polisi Kamis (18/4).
Sedangkan, Dzhokhar ditangkap pada Jumat (19/4) waktu AS. Dalam akun VK, sebuah situs media sosial berbahasa Rusia, Dzhokhar menulis bahwa dia menjalani sekolah dasar di Makhachkala, ibukota Dagestan, sebuah provinsi di wilayah Causcasus, Rusia, yang berbatasan dengan Chechnya.
Dia lulus pada 2011 dari Cambridge Rindge and Latin School, sebuah sekolah negeri dekat Harvard University di Cambridge. Dia mengisi kolom “World view” dengan “Islam” dan “Personal priority” dengan“career and money.”