SOLOPOS.COM - Para pengunjung memenuhi Monumen Serangan 11 September di World Trade Center (WTC), Newy York, AS. Foto diambil 20 Desember 2011. (yahoonews)

Para pengunjung memenuhi Monumen Serangan 11 September di World Trade Center (WTC), Newy York, AS. Foto diambil 20 Desember 2011. (yahoonews)

NEW YORKAir mancur raksasa dan dua kolam kembar berukuran raksasa plus air terjun di setiap sisinya, merupakan salah satu daya tarik Museum dan Taman Nasional 11 September di kompleks World Trade Center (WTC) KotaNew York, Amerika Serikat (AS). Bangunan megah pencakar langit dengan sebuah museum bawah tanah yang masih dalam proses penyelesaian, telah menyedot 4,5 juta pengunjung pada tahun pertama pengoperasiannya.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Sayangnya, semua keindahan yang memanjakan mata di pusat New Yorkitu butuh banyak biaya untuk proses penyelesaian dan perawatannya. Yayasan pengelola taman dan museum peringatan tragedi serangan 11 September 2011 (9/11) memperkirakan penyelesaian proyek ini total menelan anggaran US$700 juta.

Selain itu, biaya perawatannya bisa mencapai US$60 juta per tahun. Wow!

Tak pelak, banyak pihak termasuk para pendukung rencana pembangunan bangunan ini yang merasa khawatir soal besarnya anggaran tersebut. Bahkan, tanpa ada subsidi pemerintah yang sangat besar, dikhawatirkan perawatan dan operasionasilasi gedung itu sulit berlanjut.

Sebagai perbandingan, Badan Pertamanan Nasional tahun ini menganggarkan US$8,4 untuk operasionalisasi dan pemeliharaan Gettysburg National Military Park, US$3,6 juta untuk monumen peringatan USS Arizona di Pearl Harbor. Sedangkan untuk mengelola Arlington National Cemetery yang memiliki lebih dari 14.000 makam dan menerima 4 juta pengunjung per tahun, anggaran yang dialokasikan adalah US$45 juta per tahun.

Namun para pejabat pengelola monument peringatan 9/11 menyebut masalah WTC adalah kasus unik dengan sulit dibandingkan dengan monumen-monumen peringatan nasional lainnya. Yayasan ini berencana menghabiskan setidaknya seperlima dari anggaran operasional, atau sekitar US$12 juta per tahun, untuk keperluan pengamanan khusus antiterorisme.

Salah satu sistem keamanan yang diberlakukan bagi para pengunjung monumen ini adalah setara dengan pemeriksaan bandara plus pasukan penjaga bersenjata yang berpatroli di setiap bagian monumen. “Faktanya adalah tempat ini diserang dua kali,” kata Joseph Daniels, presiden dan kepala eksekutif yayasan pengelola monumen 9/11, seperti dilansir yahoonews, Senin (10/9/2012).

Sebagai contoh, hanya untuk mengoperasikan dua air mancur raksasa yang menandai lokasi bekas menara kembar pernah berdiri, dibutuhkan biaya antara US$4,5 juta hingga US$5 juta per tahun, kata juru bicara yayasan, Michael Frazier. Lebih jauh, pihak yayasan menolak merinci kebutuhan biaya lainnya, termasuk perkiraan biaya opersional museum yang diperkirakan masih lama selesainya.

Bangunan museum tersebut seharusnya sudah bisa dibuka untuk publik bulan ini, namun pembangunan semua konstruksinya terhenti tahun lalu akibat timbul perselisihan pendanaan antara pihak yayasan dan Port Authority of New York and New Jerseys elaku pemilik lahan.

Daniels mengatakan, dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun untuk menyelesaikan pembangunan konstruksinya. Ini berarti museum tersebut mungkin tak sepenuhnya lengkap dan bisa diakses publik setidaknya hingga 2014.

Hingga saat ini harga tiket masuk lokasi ini belum ditetapkan. Namun jika jumlah pengunjung bisa mencapai rata-rata 2 juta per tahun dengan taksiran tiket masuk US$12, itu akan mampu menutupi 40 persen biaya operasional.

Pihak pengelola juga akan meminta sumbangan sukarela dari para pengunjung, penggalangan dana hingga penjualan memorabilia untuk menunjang biaya operasionalnya. Sedangkan usulan publik AS harus menanggung sepertiga biaya operasional melalui pajak, telah ditolak Kongres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya