SOLOPOS.COM - Kompleks permakaman lama yang muncul ke permukaan saat air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri surut akibat kemarau di Kecamatan Wuryantoro, Rabu (12/10/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Air permukaan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri tengah surut akibat kemarau dalam beberapa waktu belakangan ini. Atas kondisi itu, beberapa bekas infrastruktur yang tenggelam di bawah waduk seluas 8.800 ha itu muncul kembali. 

Salah satunya, kompleks permakaman lama di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Kompleks makam lama yang terletak tak jauh dari Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Wuryantoro itu memang kerap muncul ketika musim kemarau dan air waduk surut. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Solopos.com mengunjungi bekas kompleks makam tersebut, Rabu (12/10/2022). Kondisi makam itu sudah tidak beraturan, puluhan kijing bahkan sudah ambruk. Beberapa masih berdiri kokoh meski sudah tenggelam bertahun-bertahun di WGM. 

Banyak dari makam-makam itu sudah tidak bernama karena tulisan sudah samar karena aus. Hampir seluruh kijing makam sudah rusak.

Tidak jarang kijing-kijing itu sudah tidak berada di tempat seharusnya. Bahkan beberapa kijing saling tumpang tindih.

Baca Juga: 4 Kuliner Khas yang Patut Dicoba Pengunjung di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Selain itu, di sekitar makam juga tampak perahu-perahu nelayan yang tergeletak di tanah yang sudah mengering. Jika kondisi air WGM sedang pasang, perahu-perahu itu digunakan para nelayan untuk menangkap ikan atau disewakan kepada pemancing ikan.

Di antara puluhan makam-makam itu, tampak bekas kompleks makam khusus yang ditandai dengan pembatas berbentuk kotak. Fondasi batas makam itu masih terlihat. Di dalamnya, terdapat beberapa nisan dan kijing sudah roboh tak beraturan. 

Saat kondisi air WGM surut seperti sekarang ini, kompleks permakaman lama itu tidak lagi dipenuhi lumpur melainkan reremputan hijau. Begitu juga di sekitar makam tersebut, terbentang lahan yang ditumbuhi reremputan hijau.

Sementara di depan makam itu, aliran sungai yang juga muncul menuju ke WGM. Aliran sungai yang cukup besar itu dimanfaatkan petani mengairi lahan pertanian dengan menggunakan pompa air.

Baca Juga: Fenomena Kemarau, Jalan Lama di WGM Wonogiri Muncul saat Air Menyusut

Petani biasa memanfaatkan area WGM saat surut untuk ditanami berbagai tanaman pangan seperti jagung atau padi.

Salah satu nelayan WGM di Wuryantoro, Basuki, mengatakan kompleks makam itu memang sering muncul ketika air WGM surut akibat musim kemarau. Hal itu sudah menjadi pemandangan lazim bagi warga dan nelayan sekitar.

Sudah setiap tahun kondisi atau fenomena tersebut terjadi. Mereka tak merisaukan kemunculan makam lama tersebut.

“Kalau air WGM surut memang begitu, bekas makam zaman dahulu muncul ke permukaan. Tiap tahun juga seperti itu. Enggak apa-apa, enggak masalah,” ujar Basuki. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya