SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO--Sejumlah juru parkir (jukir) di Jl. Slamet Riyadi mempertanyakan penarikan seragam lurik oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo. Alasan penarikan seragam yang didanai APBD sebesar Rp182 juta itu dinilai simpang siur.

Seorang jukir di kawasan Jl. Slamet Riyadi, Hartono, 55, saat ditemui solopos.com, Selasa (15/10/2013), mengaku sudah tidak mengenakan seragam lurik sebulan terakhir. Seragamnya ditarik lantaran dinilai memiliki kualitas buruk. “Dijaluk sik, mengke disukani sing sae (diminta dulu, nanti diganti yang bagus),” ujar Hartono menirukan ucapan petugas Dishubkominfo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Belum genap sebulan Hartono memakai lurik sebelum akhirnya ditarik. Dia menyebut kualitas jahitan lurik kurang memuaskan sehingga harus diganti. Saat ini, dia kembali mengenakan seragam warna oranye yang sebelumnya menjadi ciri khas jukir Solo. Hartono mengaku tak tahu-menahu kapan seragam barunya akan kembali.

“Katanya mau dikembalikan, tapi sampai sekarang belum ada kabar,” akunya.

Pernyataan sedikit berbeda diungkapkan Iswarto, 40. Jukir yang sehari-hari mencari nafkah di depan Solo Grand Mal (SGM) ini mengaku tak tahu persis alasan penarikan seragam lurik. Namun, ia sempat diberi informasi penarikan tersebut lantaran ketidaksesuaian desain lurik.

“Ada yang dapat model Jogja, ada yang model Solo. Akhirnya ditarik lagi,” tutur jukir asal Penumping ini. Senada Hartono, Iswarto tak mengetahui kapan seragam yang diluncurkan awal Agustus itu akan diganti. “Sampai sekarang kejelasannya tidak ada.”

Sementara itu, Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, menampik adanya penarikan lurik dari jukir. Menurutnya, penarikan seragam itu hanya dilakukan jika ukurannya tidak sesuai dengan badan jukir.

“Umpama kekecilan atau kebesaran, enggak apa-apa dikembalikan. Tapi itu jumlahnya tidak banyak,” ujarnya. Yosca juga membantah ada ketidaksinkronan desain lurik yang diberikan pada jukir. “Tidak ada, semuanya pakai desain Solo.”

Saat ini, pengadaan seragam lurik masih terbatas pada 1.700 jukir yang difokuskan di Jl. Slamet Riyadi. Yosca mengaku telah mengajukan anggaran tambahan di APBD Perubahan 2013 agar 3.025 jukir di Solo bisa seluruhnya mengenakan lurik.

Pihaknya menargetkan akhir November pengadaan lurik dan blangkon tahap kedua itu dapat terealisasi. “Jadi pada Desember jukir wajib mengenakan lurik. Kalau tidak, kami akan cabut kartu anggotanya.” Lebih jauh, Yosca mengimbau pengelola parkir segera memberikan tambahan seragam satu stel. “Kalau sudah punya dua, jukir tidak bisa alasan untuk tidak memakai (lurik).”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya