SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Fogging JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Ilustrasi Fogging
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

JOGJA—Warga Purbayan, Kota Gede khususnya RW 10 masih sangat mengharapkan adanya fogging di daerah tersebut untuk mengurangi kekhawatiran merebaknya kembali chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Hanya saja prosedur pengajuan fogging dirasa masih cukup merepotkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua RT 43, RW 10, Purbayan, Evi Yulianti mengungkapkan hingga saat ini warga masih cukup khawatir akan penularan kembali penyakit chikungunya dan DBD. Sebab kurang lebih satu bulan yang lalu di daerah tersebut ditemukan setidaknya 11-13 orang yang menderita chikungunya.

Di RW 10 juga disebutnya adalimawarga yang kemungkinan terkena DBD. Saat ini masyarakat diungkapkannya sangat mengharapkan ada upaya dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging.

“Ya warga hanya berharap di fogging, walaupun itu dikatakan tidak efektif tapi warga mantepnya itu. Jadi harapan kami tetap ada fogging,” ucap dia ditemui belum lama ini.

Evi menjelaskan pihaknya pernah dua kali mengajukan permintaan fogging ke Puskesmas setempat saat banyak warga terserang. Pengajuan pertama ini tujukan untuk penyakit chikungunya, hanya saja saat itu tidak dipenuhi Puskesmas dengan alasan chikungunya tidak perlu di fogging karena tidak mematikan. Sementara pengajuan kedua, ia tujukan untuk DBD.

Itu pun belum dapat terwujud dengan alasan pengajuan harus melampirkansuratdiagnosis dari dokter.

“Saya sudah ajukan dua kali tapi mental. Prosedurnya ko masih riber, harus pakaisuratdiagnosis dari dokter, wargakankadang diagnosisnya tidak pakaisurat,” keluh dia.

Banyaknya kasus chikungunya juga diketahui di RT 45. Istri ketua RT 45, Sariyati menyebutkan memang setidaknya sejak dua hingga tiga bulan yang lalu banyak warga yang terkena chikungunya.

Bahkan di bulan April ini saja juga masih ada sekitar 10 warga yang terkena wabah chikungunya. Meski tidak sampai di rawat inap di rumah sakit, namun tidak sedikit warga yang harus lama menjalani pengobatan.

Sari pun menyatakan warga memang masih khawatir penularan chikungunya akan meluas lagi.

“Itukanmenular ya, ada satu keluarga yang hampir kena semua. Ya jadi masih pada khawatir karena masih ada yang terkena saat ini, dan ada juga yang masih kambuhan,” terang dia.

Senada dengan RT 43, menurutnya warga RT 45 juga sangat mengharapkan adanya fogging yang dilakukan. Jika tidak ada fogging dari Dinas terkait tidak menutup kemungkinan jika memang terus ada wabah, fogging mandiri akan dilakukan seperti tahun yang lalu. Sementara untuk mencegah penularan wabah, belum lama ini warga melakukan kerja bakti secara masal.

Kebersihan lingkungan secara mandiri pun lebih ditingkatkan. Menanggapi keluhan warga tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Tuty Setyowati yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/4) menyatakan pada dasarnya pengajuan fogging tidak sulit.

Masyarakat bias menyampaikan pengajuan ke Kelurahan, Puskesmas, maupun Dinas Kesehatan. Ia juga menegaskan pengajuan fogging tidak memerlukansuratdiagnosis dokter, sebab nantinya Dinas Kesehatan yang akan melakukan croscek ke lapangan.

“Bisa langsung menghubungi no 081328492508. Kalau memang ada penularan atau masyarakat bisa lapor. Tidak perlu memakaisurat,” terang dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya