SOLOPOS.COM - Foto Malioboro JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Malioboro
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

JOGJA—Paguyuban Parkir Malioboro menyiapkan rencana menentang pemindahan lahan parkir dari sisi Timur ke Barat Jalan Malioboro jika tetap tak dilibatkan dalam pembahasan rencana itu oleh Pemerintah Kota Jogja.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Ketua Paguyuban Parkir Malioboro Sigit Karsana Putra mengatakan, sejak penataan Malioboro tahap pertama dilakukan pertengahan 2012 lalu, berkali-kali komunitas Malioboro mengingatkan Pemkot agar penataan kawasan tersebut melibatkan semua komunitas di wilayah tersebut.

Pelibatan tersebut penting karena menyangkut hajat hidup seluruh komunitas di sana, mulai parkir, becak, andong, pedagang kaki lima dan pusat pertokoan. Komunitas parkir yang berhubungan langsung dengan rencana pemindahan, sambung Sigit, juga mempertanyakan komitmen Pemkot untuk menerapkan sistem bottom to up dalam rencana tata ruang kota.

“Kalau kami dan seluruh komunitas di Malioboro tidak dilibatkan, itu bisa menimbulkan konlfik. Tidak hanya diinternal kami, tetapi juga antarakomunitas yang ada. Kemarin, kami sudah berusaha meminta penjelasan ke UPT Malioboro, tapi UPT juga belum mengerti rencana pemindahan [parkir] tersebut,” jelas Sigit, Selasa (21/5).

Ditegaskan Sigit, komunitas parkir bukan berarti menolak penataan di kawasan Malioboro. Meski begitu, penataan yang dilakukan juga harus mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh komunitas. “Kami akan menolak pemindahaan tersebut sebelum kami dilibatkan dalam prosesnya. Kalau konsep yang ditawarkan Pemkot merugikan kami, kami juga akan menolak pindah,” tegas Sigit.

Jumlah juru parkir di sepanjang kawasan Malioboro hingga kini 211 orang termasuk pembantu Jukir. Mereka menggarap 60 titik parkir mulai Tetek Utara hingga depan Pasar Beringharjo.

“Secara teknis dan fisik, pemkot memang menguasai tetapi belum tentu pemkot memahami dampak psikologis masing-masing komunitas sehingga masalah ini perlu dikomunikasikan,“ ujarnya.

Untuk mencegah keresahan para jukir, pihaknya akan menyiapkan konsep tandingan penataan parkir versi paguyuban parkir di Malioboro.

“Kami siapkan konsep penataan versi kami. Ini dikarenakan, pemindahan tersebut berdampak juga pada ruang parkir yang ada. Pemindahaan dilakuan secara linier sesuai luas saat ini,“ usulnya.

Hingga kini, belum ada kejelasan apakah Pemkot akan mengundang seluruh komunitas Malioboro untuk membicarakan hal itu. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jogja Edy Muhammad baru mengaku akan berkoordinasi dengan walikota dan sejumlah dinas terkait membahas hasil rekomendasi Bappenas tentang penataan Malioboro.

“Kami akan berkoordinasi lebih dulu dengan berbagai pihak untuk membahas hal ini,” kata Edy.

Seperti diberitakan sebelumnya, Walikota Jogja Haryadi Suyuti menegaskan tahun ini, penataan Malioboro harus sudah pada tahap menata perparkiran secara bertahap untuk mewujudkan Malioboro kawasan pedestrian. Rencananya, Pemkot akan memindah ruang parkir yang selama ini ada di sisi timur jalan ke barat jalan Malioboro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya