SOLOPOS.COM - Sepuru Kluthuk Jaladara saat melintas di kawasan Gladak, Solo, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sepuru Kluthuk Jaladara saat melintas di kawasan Gladak, Solo, beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Nasib Sepur Kluthuk Jaladara tampaknya masih terkatung-katung. Meski kontrak kereta api wisata ini telah habis sejak 23 Oktober, PT Kereta Api Indonesia (KAI) belum memutuskan ihwal perpanjangan kontrak. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah mengajukan permohonan tersebut sejak Juli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pejabat humas PT KAI Daops VI Yogyakarta, Sri Astuti, mengatakan pihaknya masih mengkaji tentang keamanan dan kehandalan Jaladara. Sri menyebut pengoperasian kereta uap perlu perlakuan khusus yang berbeda dengan kereta konvensional. “Pada prinsipnya Jaladara bisa kembali berjalan. Namun saat ini kami sedang inventarisasi kelayakan operasionalnya,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/11/2012).

Sri mengatakan perlakuan khusus tersebut juga bermuara terhadap biaya. Pihaknya mengatakan selama ini bahan bakar Jaladara diambil dari kayu jati pilihan. Hal tersebut diperlukan untuk menjaga ketahanan mesin kereta. “Kami selalu menggunakan kayu jati yang sudah tua, jadi tidak sembarangan. Inilah yang perlu dihitung lagi pembiayaannya.”
Selain itu, pihaknya menyoroti faktor keselamatan perjalanan Jaladara. Sebagaimana diketahui, selama ini sepur kluthuk melintas di Jl Slamet Riyadi yang notabene padat kendaraan. Jika kontrak Jaladara diperpanjang, PT KAI ingin semua faktor itu telah terbenahi. “Termasuk persiapan kereta per hari. Idealnya kalau mau jalan pukul 08.00 WIB, persiapan harus dimulai pukul 03.00 WIB.”

Sebelum memutuskan perpanjangan kontrak, lanjut Sri, PT KAI akan berkonsultasi dengan Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Kementerian Perhubungan. Konsultasi tersebut tak jauh dari kelaikan dan potensi Jaladara ke depan. “Kalau belum ada persetujuan Dirjen, kami belum berani meneken perpanjangan kontrak,” jelasnya.

Sementara Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Sri Indarjo, mengaku telah mengajukan perpanjangan kontrak sejak Juli lalu. Namun hingga kini pihaknya belum diberi sinyal apapun oleh PT KAI. “Masa kontrak selama tiga tahun telah habis Otober lalu. Harapan kami ya bisa diperpanjang,” katanya.

Indarjo mengungkapkan pesanan wisatawan terhadap Jaladara selalu meningkat menjelang akhir tahun. Jika kontrak Jaladara terus menerus buram, pihaknya khawatir potensi itu bisa menghilang. “Sampai saat ini, kami bahkan sudah menolak 11 pesanan,” sesalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya