SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Karanganyarkab.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sepuluhan puskesmas pembantu di Kabupaten Karanganyar dalam kondisi rusak ringan hingga berat.

Solopos.com mendapat informasi bahwa bangunan pustu di Kabupaten Karanganyar rata-rata berusia 20 tahun hingga 25 tahun. Total 56 puskesmas pembantu se-Kabupaten Karanganyar. Hampir semua puskesmas itu belum tersentuh renovasi maupun pembangunan ulang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di sisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar maupun puskesmas mengakui pustu membantu pemerintah memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat hingga wilayah terjauh dari kota kecamatan.

Baca Juga: Bangunan Ini 100 Tahun Lebih Tua dari Menara Kudus

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan beberapa tahun lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengalokasikan dana untuk merehabilitasi sejumlah puskesmas pembantu (pustu). Dia mencontohkan salah satu pustu di Kecamatan Jumapolo.

“Sebelah barat kantor desa di Jumapolo ini ada pustu. Itu jelek banget. Saya sampai bilang pustu kok kayak pos kamling. Atap pendek, elek. Lalu kami anggarkan untuk rehab pustu. Itu waktu Pak Cucuk [mantan Kepala Dinkes Karanganyar],” tutur Bupati saat berbincang dengan wartawan seusai menghadiri kegiatan di Puskesmas Jumapolo, Kamis (20/5/2021).

Bupati menuturkan belum pernah membangun pustu selama memimpin Kabupaten Karanganyar. Pustu sudah ada dan beroperasi sejak puluhan tahun itu. “Saya pribadi belum pernah membangun pustu. Itu sudah ada sejak dulu. Rata-rata usia bangunan 20 tahun hingga 25 tahun. Coba bayangkan usia bangunan 25 tahun. Saat itu ukurannya kecil-kecil. Dibenahi sedikit-sedikit,” kata Bupati.

Dari obrolan tersebut, Solopos.com menyimpulkan bahwa Bupati tidak menyoal apabila Dinkes mengusulkan rehabilitasi pustu. Bahkan, Bupati menyebut renovasi pustu tidak membutuhkan banyak biaya. “Paling Rp50 juta sampai Rp100 juta kan. Tinggal benahi sedikit. Eternit, kayu keropos. Rehabilitasi ringan,” ujar dia.

Solopos.com berbincang dengan Kepala Puskesmas Jumapolo, Sulistyo Wibowo, perihal kondisi pustu di Kecamatan Jumapolo. Dia menyebut Pemkab sudah merehabilitasi dua pustu, yakni di Kadipiro dan Karangbangun. Tetapi masih ada pustu lain yang tidak bisa dipakai karena rusak.

“Di Paseban itu rusak berat. Sudah tidak bisa dipakai sama sekali. Di Jatirejo rusak sedang. Hanya tinggal dua ruangan dari total tujuh ruangan yang bisa digunakan. Pelayanan kami alihkan ke pos kesehatan desa [PKD] di balai desa setempat,” tutur dia.

Sulistyo berharap Pemkab mau mengalokasikan dana untuk memperbaiki dua pustu yang rusak sehingga pelayanan kesehatan masyarakat dapat berjalan kembali. “Masyarakat sangat membutuhkan pustu. Luas wilayah dan penduduk kan tersebar. Daripada jauh ke puskesmas kan lebih mudah dan dekat mengakses pustu. Pelayanan di pustu itu meliputi pemeriksaan umum dan [Kesehatan Ibu dan Anak] KIA.”

Baca Juga: Nekat Ngamen di Pantai Parangtritis Siap-Siap Dikukut Satpol PP

Ditemui secara terpisah, Plt Kepala Dinkes Karanganyar, Purwati, menyebut sepuluhan pustu di Kabupaten Karanganyar membutuhkan sentuhan. Kondisi sepuluhan pustu itu rusak ringan, sedang, dan berat. “Ada beberapa yang mengusulkan rehabilitasi pustu. Ada sekitar sepuluhan. Rata-rata rusak ringan sampai sedang. Ya [pustu] penting kan untuk pelayanan. Kalau Rp50 juta enggak cukup, ya Rp200 juta seperti anggaran tahun-tahun lalu,” ujar dia.

Sayangnya usulan rehabilitasi pustu terpaksa belum bisa direalisasikan. Salah satunya karena pandemi Covid-19. Pemerintah harus melakukan refokusing anggaran dan memprioritaskan anggaran untuk penanganan dampak pandemi Covid-19. “Yang ini kan kami enggak dapat anggaran rehabilitasi pustu. Fokus penanganan dampak Covid-19.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya