SOLOPOS.COM - Jemaah salat tarawih perdana di Masjid Jendela Miring SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga, Jumat (1/4/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Tren masjid kontemporer mengangkat imam permanen yang profesional, termasuk mengundang personel khusus dari Timur Tengah, pada Ramadan berkorelasi dengan naiknya jumlah jemaah. Hal ini terlihat dari pelaksanaan salat tarawih perdana yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Salatiga pada Jumat (1/4/2022) di Masjid Jendela Miring kompleks SD Muhammadiyah Plus.

Para jemaah salat tarawih seolah terhipnotis dengan bacaan Diding Fathudin, pimpinan Pondok As Syurkati Sultan Fatah Salatiga, yang menjadi imam. ”Bacaan panjang, fasih, dan suara bagus, tidak melelahkan psikis makmum mengikuti salat Tarawih,” pengakuan salah satu anggota jemaah putri, seperti ditulis dalam rilis PDM Salatiga yang diterima Solopos.com, Sabtu (2/4/2022).

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Majelis Tabligh PDM Salatiga mengambil inisiatif memasang para imam berkompeten agar jemaah tidak bosan mengikuti salat Tarawih dengan bacaan panjang. Diding, yang seorang penghafal Qur’an muda, dipilih menjadi salah satu imam karena langgam suaranya enak dinikmati. Ia mendapat jadwal pada malam perdana dalam agenda rutin Tarawih Silaturahim (Tarhim) PDM Kota Salatiga.

Baca Juga: Salat Tarawih 8 atau 20 Rakaat, Mana yang Lebih Afdal?

Menurut Ketua PDM Salatiga, Imam Sutomo, selera muslim modern kini sedikit bergeser dari salat superkilat beralih untuk berkhusyuk-khusyuk mengikuti tarawih durasi lebih panjang temponya. Di sisi lain, Ramadan memiliki daya magis yang mampu menghipnotis warga muslim tekun menjalani amalan-amalan yang sepertinya mustahil dilakukan di bulan lainnya.

Hal ini bisa dilihat dari tingginya antusiasme jemaah menghadiri Masjid Jendela Miring kebanggaan penghuni SD Muhammadiyah Plus Salatiga meski hujan rintik mengguyur. Ainul Huri yang mengumandangkan azan dengan lengkingan suara tinggi menjadi penanda “dobrakan” menggugah suasana masjid sepi berubah cerah penuh jemaah.

Ustaz Mubasirun yang menjadi khotib menerangkan keistimewaan orang yang berpuasa Ramadan. Menurutnya orang yang berpuasa itu dirindukan surga, disamping orang yang rutin membaca Qur’an, menjaga lisan, dan memberi makan orang yang kelaparan.

Baca Juga: Niat Salat Tarawih Berjamaah, Lengkap dengan Latin dan Artinya

Masjid Jendela Miring sejatinya bernama Masjid Al-Muhajirin. Namun, masjid ini lebih dikenal dengan keunikan bentuk jendelanya. Jemaah yang kali pertama masuk masjid pasti mempertanyakan posisi jendela masjid yang miring seakan roboh kena gempa. Entah dari mana ide ini muncul dalam pikiran kreator, Machasin, merancang masjid dengan jendela depan dibuat miring.

“Alhamdulillah, Masjid Jendela Miring membawa berkah, setiap Ramadan mendapat kiriman kurma ajwa gratis, malam ini akan mengambil 1,5 ton,” kata Triyono, Kepala SD Muhammadiyah Plus Salatiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya