SOLOPOS.COM - Sejumlah bus perdesaan dengan trayek Sragen-Sukodono dan Sragen-Gesi mangkal di pinggir jalan sebelah timur Pasar Bunder Sragen saat menunggu penumpang, Kamis (18/8/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen mencatat ada 11 trayek angkutan perdesaan yang tidak lagi ada armadanya. Belasan trayek kebanyakan berada di Gemolong, Gondang, Masaran, dan Sidoharjo.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen berencana menghidupkan lagi jalur Sragen-Gemolong yang dinilai urgen. Selama ini jalur itu juga belum ada trayeknya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari 11 trayek tanpa armada angkutan umum itu, enam di antara merupakan jalur Gemolong. Yakni trayek Gemolong-Sangiran-Plupuh sepanjang 20 km, Gemolong-Wonorejo-Batangan sejauh 14 km, Gemolong-Kemukus-Gilirejo sejauh 15 km. Kemudian trayek Gemolong-Gawan-Kecik sejauh 2 km, dan Gemolong-Kaliapang sejauh 10 km, serta Gemolong-Slogo-Gabugan sejauh 16 km.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Catur Sarjanto, saat ditemui Solopos.com, Senin (15/8/2022), menyampaikan jalur yang urgen untuk adanya armada angkutan umum yakni Gemolong-Sragen.

Baca Juga: Merananya Sopir Angkutan Umum di Sragen, Sehari Hanya Sekali PP

Dia mewacanakan justru kalau ada penambahan armada Trans Jateng, di arahkan untuk jalur Gemolong-Sragen. Ini karena jalur tersebut padat dan menghubungkan pusat kota kabupaten Sragen dengan Gemolong yang merupakan kota kedua di Sragen.

Kasi Angkutan Dishub Sragen, Wagimin, menyampaikan ada juga wacana untuk menyediakan feeder atau angkutan pengumpan di rute Sragen-Gemolong karena di jalur itu armadanya tidak ada. Seperti halnya di jalur Sragen-Sumberlawang yang juga tidak ada armadanya.

“Nah, persoalannya orang yang mau naik angkutan umum sekarang hanya para bakul atau pedagang. Animo masyarakat untuk naik angkutan umum masih dipertanyakan. Anak-anak sekolah pun dengan adanya zonasi sekolah juga memilih naik kendaraan pribadi. Kalau ada angkutan umum maka jamnya harus tepat dan fasilitasnya nyaman. Angkutan umum sekarang menunggu 1-2 jam saja belum ada penumpang,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (19/8/2022).

Baca Juga: Inilah 5 Trayek Angkutan Perdesaan Teramai di Sragen

Wagimin menerangkan banyak sopir angkutan umum perdesaan yang mengeluh susah mencari penumpang. Belum lagi mereka juga harus tombok biaya bahan bakar minyak (BBM) dan suku cadang yang mahal sehingga enggan operasional.

Di sisi lain, Pemkab Sragen menginginkan angkutan umum perdesaan tetap eksis.

Camat Tangen, Edi Widodo, mengatakan trayek Sragen-Tangen masih bertahan karena untuk mengangkut para pedagang dari Pasar Pagi Tangen ke Pasar Bunder Sragen. Sementara anak-anak sekolah sekarang lebih memilih naik motor daripada naik angkutan umum.

“Seperti jalur Tangen-Gesi-Sukodono itu tidak ada, kecuali hanya pukul 04.00 WIB untuk mengantar pedagang ke Pasar Pagi Tangen. Kemudian sekitar pukul 05.00 WIB, mereka ditarik ke Pasar Bunder,” ujarnya.

Baca Juga: Bisnis Angkutan Umum Sragen, Hidup Segan Mati Tak Mau

Trayek Tangen-Jenar juga kini tidak ada lagi beroperasi. Warga sekarang naik truk atau naik pikap sebagai angkutan alternatif sampai ke Banyurip. Angkutan umum itu dibutuhkan tetapi kualitasnya perlu ditingkatkan.

Berikut ini Daftar trayek angkutan umum tanpa armada di Sragen.

Daftar Trayek Angkutan Umum yang Tidak Ada Armadanya di Sragen

Rute Trayek/Panjang Jarak

Pasar Bunder-Nglangon-Wonokerso (jalur 04) / 10 km

Gemolong-Sangiran-Plupuh (jalur 07) / 20 km

Gemolong-Wonorejo-Batangan (jalur 08) / 14 km

Gemolong-Kemukus-Gilirejo (jalur 09) / 15 km

Gemolong-Gawan-Kecik (jalur 10) / 23 km

Gemolong-Kaliapang (jalur 11) / 10 km

Gemolong-Slogo-Gabugan (jalur 12) / 16 km



Tanon-Jekani-Ngroto (jalur 13) / 11 km

Banaran-Wonotolo-Pasar Bunder (jalur 14) / 17 km

Gronong-Masaran-Bulu (jalur 15) / 14 km

Pasar Bunder-Jambanan-Tenggak (jalur 17) / 15 km

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya