SOLOPOS.COM - SEPI PEMBELI-Seorang pedang bumbu dapur di Pasar Sukoharjo, Jumat (30/3/2012) sedang melayani pembeli. Pedagang mengeluhkan sepinya pembeli beberapa hari terakhir. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

SEPI PEMBELI-Seorang pedang bumbu dapur di Pasar Sukoharjo, Jumat (30/3/2012) sedang melayani pembeli. Pedagang mengeluhkan sepinya pembeli beberapa hari terakhir. (Iskadar/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO-Harga sejumlah kebutuhan pokok untuk keperluan dapur melambung tinggi di Pasar Sukoharjo. Harga-harga yang naik di antaranya cabai, gula pasir, bawang putih dan sebagainya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harga kebutuhan rumah tangga saling berkejaran naik. Terutama cabai, gula pasir dan bawang putih yang naiknya gila-gilaan. Tetapi harga beras sekarang ini cenderung turun,” ujar Ny Ratmi dan sejumlah pedagang Pasar Sukoharjo lainnya ketika ditemui di pasar, Jumat (30/3/2012).

Menurut dia harga gula pasir pada pada pekan lalu Rp10.000 saat ini naik menjadi Rp11.500 per kilogram. Harga cabai rawit yang pada pekan lalu di jual Rp30.000 naik menjadi Rp40.000 per kilogram dan harga bawang putih semula Rp10.000 sekarang naik menjadi Rp17.000 per kilogram.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditi minyak goreng. Minyak goreng merek Bimoli kemasan 1 liter dua pekan lalu dijual Rp11.500, kemarin naik menjadi Rp12.500. Sedangkan harga minyak curah dari semula Rp10.000 per kilogram naik menjadi Rp11.500.

Kondisi ini mengakibatkan suasana pasar menjadi sepi pembeli. Karena warga banyak yang mengeluhkan kenaikan harga tersebut.

Sementara itu salah seorang pedagang Sembako setempat Adick Noah mengatakan beras kualitas super atau IR 64 super yang biasanya dijual Rp8.500 turun secara bertahan menjadi Rp7.800 per kilogaram. Sedangkan harga beras IR 64 biasa dijual Rp8.000 sekarang turun menjadi Rp7.500 per kilogram.

Di sisi lain salah seorang pedagang bumbu-bumbu dapur, Darini mengatakan kenaikan cabai rawit yang melejit dari Rp30.000 ke Rp40.000 tak tahu secara pasti kenapa. Namun dia menjelaskan kenaikan bertahap itu sudah dirasakan ketika dia kulakan di petani.

Secara terpisah Wakil Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Peduli Pendidikan (LP3M Sukoharjo, Wahyono juga mengaku prihatin dengan situasi akhir-akhir ini menyusul adanya wacana kenaikan harga BBM. Karena dampak dari semua itu dinilai menyengsarakan rakyat.

“Harga BBM belum naik tetapi harga-harga kebutuhan sehari-hari sudah lebih dulu naik tidak terkendali. Karena itu kami mendesak pemerintah mampu mengendalikan harga-harga kebutuhan sehari-hari tersebut. Jangan sampai hal ini semakin menyengsarakan rakyat,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya