SOLOPOS.COM - Biduan Wahyuni alias Yunthul asal Cawas Klaten yang banting setir bakulan online akibat sepi job di tengah pandemi Covid-19. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN – Seorang biduan asal Klaten, Jawa Tengah, Yunthul, bantung setir menjadi pedagang online akibat sepi job selama pandemi Covid-19. Wanita bernama asli Wahyuni, 32, itu menjajakan aneka empon-empon dengan sistem cash on delivery (COD).

Yunthul yang merupakan warga Gombang Alas RT 004/RW 005, Gombang, Kecamatan Cawas, Klaten, itu tidak menyangka pandemi Covid-19 yang muncul pertengahan Maret 2020 menghilangkan jobnya sebagai biduan. Padahal, dia telah menggeluti dunia musik sebagai biduan sejak duduk di bangku kelas II SD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tetapi akibat pandemi Covid-19, dia kehilangan job. Panggung hiburan disetop, dangdutan di acara pernikahan dilarang, dan event hiburan yang mengundang penyanyi tak diperbolehkan digelar di tengah pandemi Covid-19.

Bupati Usul UMK Karanganyar 2021 Naik 3,27 Persen

Keberadaan panggung hiburan dianggap akan menimbulkan kerumunan sehingga berisiko meningkatkan persebaran virus corona. Alhasil, Yunthul pun harus kehilangan banyak job menyanyi.

Istri dari Suranto selaku tukang mebel itu membatalkan puluhan job yang sebenarnya sudah disepakati dengan pemilik hajatan atau pun penyelenggara hiburan jauh sebelum pandemi Covid-19. Dalam pembatalan job secara sepihak itu, Yunthul si biduan Klaten ini sama sekali tidak mendapat uang pengganti.

Akibatnya, Yunthul yang masih memiliki dua anak balita dilanda kebingungan. Yunthul tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Apalagi usaha mebel yang digeluti suaminya juga mengalami paceklik.

Ini Tips Aman Olahraga Saat Musim Hujan, Yang Mager Minggir!

Di tengah kegalauan itu, Yunthul membuka ponsel pintarnya. Di dalam ponsel itu terdapat aplikasi WhatsApp (WA) yang menyimpan seribuan kontak.

Kebetulan, di awal pandemi corona, banyak yang membutuhkan empon-empon dan umbi-umbian. Yunthul si biduan Klaten itu pun mencoba membuat status di WA menawarkan beberapa umbi-umbian lengkap dengan harganya.

Siapa sangka, status WA Yunthul banyak dikomentari beberapa temannya. Dalam sekejap, Yunthul kebanjiran order umbi-umbian. Dia pun melakukan sistem cash on delivery (COD) dalam penjualannya.

“Di awal COD-nan itu saya hanya memiliki modal nekat. Sebelum saya menawarkan barang dagangan, saya sudah tanya-tanya ke teman yang memiliki channel soal barang dagangan itu. Saya cantumkan harga juga. Pokoknya saya enggak malu. Saya harus bisa memperoleh pendapatan halal dalam sehari. Ternyata, banyak teman memang membuka rezeki bagi saya. Banyak teman-teman di WA yang tertarik dengan barang dagangan saya,” kata Yunthul, saat ditemui Solopos.com, di Cawas, Klaten, Jumat (13/11/2020).

Perlintasan KA Tanpa Palang di Mayang Gatak Sukoharjo 2 Kali Makan Korban

Bakulan Online

Yunthul pun mulai fokus menggeluti dunia jual beli online tersebut. Berbagai jenis makanan ditawarkan Yunthul melalui WA. Di antaranya, ayam potong, empon-empon, sate bekicot, umbi-umbian, dan lainnya. Di awal terjadi pandemi Covid-19, Yunthul mampu memperoleh keuntungan bersih dari COD senilai Rp100.000 dalam sehari.

“Semua mendukung usaha saya. Suami, keluarga, dan teman-teman. Saya selalu positif thingking dengan usaha yang saya lakukan. Bahkan saya sampai merasa lebih bangga berjualan dengan COD daripada menyanyi. Saya juga nganti lali nyanyi,” katanya.

Dalam satu bulan terakhir, Yunthul si biduan Klaten ini mulai mendapau job menyanyi kembali. Meski seperti itu, Yunthul tidak meninggalkan aktivitas jual beli online yang dilakukannya.

“Saya sudah merasakan hasil dari COD. Justru COD ini akan menjadi usaha utama saya. Profesi menyanyi akan menjadi sampingan. Saya akan tetap menjaga suara khas saya dengan tidak minum es setiap harinya,” kata Yunthul yang dikenal memiliki suara tinggi tersebut.

Resep Sembuh dari Covid-19

Mbilung

Hal senada juga dilakukan seniman lainnya, Triyanto Atmojo alias Mbilung, 45, warga Jetakan RT 002/RW 005, Cawas. Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari di tengah pandemi Covid-19, Mbilung juga harus beralih profesi.

Sebelum pandemi Covid-19, Mbilung dikenal sebagai dalang wayang srawung, pelawak, master of ceremony (MC), dan pemain ketoprak.

“Di awal pandemi Covid-19, saya sempat berjualan mi ketoprak. Lantaran kurang laku, saya ganti berjualan tahu putih sejak tiga bulan terakhir. Di tengah pandemi Covid-19 ini, harus obah. Yen ora obah ora mamah,” katanya.

Sebagai seorang seniman yang memiliki multitalenta, Mbilung terkadang menjadikan pengalaman hidupnya yang terseok-seok di tengah pandemi Covid-19 sebagai materi lawakannya.

“Istilahnya menertawakan diri-sendiri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya