SOLOPOS.COM - Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Coanna Sukmagautama, Sp.PD, M.Kes, FINASIM (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Gangguan pada lambung dapat muncul karena berbagai faktor. Salah satunya karena gangguan yang bersifat struktural, seperti karena lecet atau polip lambung.  Untuk melihat lebih jelas mengenai gangguan tersebut, dapat diteropong dengan pemeriksaan endoskopi.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Coanna Sukmagautama, Sp.PD, M.Kes, FINASIM, menjelaskan endoskopi merupakan suatu teknologi dalam dunia kesehatan yang sudah lama muncul. Endoskopi memungkinkan melihat organ dalam tubuh menggunakan alat khusus, serupa selang dengan adanya kamera di bagian ujungnya.

Dia mengatakan, endoskopi cukup luas jenisnya. Ada endoskopi telinga, hidung, tenggorokan, saluran kencing, saluran rahim ada juga endoskopi saluran cerna. Khusus untuk endoskopi saluran cerna, ada dua jenis, yakni saluran cerna bagian atas (gastroskopi) dan saluran cerna bagian bawah (kolonoskopi). Gastroskopi mencakup mulut, kerongkongan, lambung hingga usus halus. Sedangkan kolonoskopi mencakup usus halus sampai dengan anus.

Untuk endoskopi lambung termasuk dalam gastroskopi. Pemeriksaan ini menjadi pemeriksaan diagnostik standar untuk melihat kondisi lambung.

“Ini adalah cara untuk melihat struktur dari lambung. Nanti akan dilihat mulai rongga mulut, turun ke kerongkongan, turun lagi ke lambung dan menyambung ke usus halus. Kita bisa melihat ada atau tidak kelainan secara struktural,” jelas dia kepada Solopos.com, Senin (28/8/2023).

Dokter Coanna mengatakan seperti halnya sepeda motor, meski secara tampilan di luar baik dari rangka maupun bodi terlihat bagus, belum tentu fungsinya baik. Bisa jadi mesinnya sudah tidak bisa untuk menempuh kecepatan tinggi karena usianya yang sudah tua. “Begitu juga dengan organ tubuh manusia, terutama lambung. Untuk memastikannya, dilihat secara struktural,” jelas dia.

Menurutnya lambung yang memiliki gangguan secara struktural, akan muncul keluhan nyeri. Misalnya ada yang mengeluh nyeri di ulu hati, atau di perut bagian kiri atas. Melalui pemeriksaan gastroskopi, penyebab dari keluhan tersebut akan diketahui. Misalnya karena adanya lecet atau luka, adanya sariawan lambung, polip atau bahkan kanker lambung walaupun kasusnya jarang. Bisa juga untuk melihat tingkat radang pada lambung, apakah termasuk sedang atau berat.

Meski begitu tidak semua masalah lambung harus dilakukan endoskopi. Biasanya dokter juga akan melihat keluhan yang muncul sudah berlangsung seberapa lama.

“Kalau sudah lama, bisa sampai tiga bulan atau lebih, dan berulang terus dalam enam bulan terakhir. Jadi kronisitasnya sudah berjalan lebih dari tiga bulan, dan tidak respons dengan obat. Kalau sudah seperti itu ya sebaiknya dilihat struktur dari lambungnya,” jelas dr. Coanna.
Selain untuk melihat struktur lambung, gastroskopi juga berguna untuk biopsi atau untuk melihat ada tidaknya kuman di dalam tubuh. Serta dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindakan mekanis, misalnya menutup pendarahan pada lambung. Terutama pada kasus-kasus yang tidak bisa tertangani dengan obat.

Di sisi lain dia menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan organ tubuh, terutama saluran pencernaan. Terlebih di era saat ini banyak beredar makanan-makan kekinian yang dapat memberikan pengaruh tidak baik pada kesehatan saluran pencernaan. Misalnya makanan terlalu pedas, soda, minuman berpengawet dan sebagainya.

Bahkan menurutnya, saat ini tren keluhan lambung banyak terjadi di kalangan anak muda. Dimana ada kemungkinan banyak kalangan anak muda yang menyukai makanan-makanan yang tidak bagus untuk saluran pencernaan tersebut.

“Anak-anak usia SMP hingga remaja itu banyak yang kami endoskopi, memang kerongkongannya sudah rusak karena terpapar zat-zat seperti soda, pedas yang tidak terkontrol, minuman yang banyak pengawet dan sebagainya. Itu sangat merusak ke struktur kerongkongan,” jelasnya.

Kemudian pada usia produktif, yakni 20-30 tahun biasanya keluhannya muncul karena dipicu faktor stres. Sedangkan pada usia lebih tua, keluhan muncul karena banyak mengonsumsi obat penghilang nyeri atau jamu-jamuan.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya