SOLOPOS.COM - Ilustrasi melawan Covid-19. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Sebanyak 10 klaster baru yang berasal dari keluarga muncul selama periode 3-9 Mei atau sepekan terakhir di Kabupaten Sukoharjo.

Hal ini membuktikan laju persebaran Covid-19 belum berhenti sehingga masyarakat harus lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (10/5/2021), kesepuluh klaster keluarga itu muncul di sejumlah daerah di Sukoharjo. Jumlah pasien positif klaster keluarga terbanyak di wilayah Kecamatan Sukoharjo yakni tujuh orang.

Baca Juga: Keracunan Massal Karangpandan Jadi KLB? Biaya Pengobatan Korban Ditanggung Pemerintah

Kemudian dua klaster keluarga di wilayah Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, masing-masing dengan kasus positif Covid-19 empat orang. Sementara jumlah pasien positif klaster keluarga dari wilayah Kartasura, Grogol, dan Tawangsari masing-masing dua orang-tiga orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan penularan Covid-19 dalam lingkungan keluarga lebih mudah terjadi.

Anggota keluarga yang terinfeksi virus tak sengaja menularkan ke anggota keluarga lain atau kerabat keluarga dalam satu rumah.

Baca Juga: Tertangkap, Pengemudi Mobil VW Terobos Penyekatan Prambanan Klaten Masih ABG

Mobilitas Penduduk

"Apalagi saat ini tak sedikit perantau atau kaum boro yang telah tiba di kampung halaman. Mereka harus menjalani isolasi mandiri selama lima hari sebelum bertemu anggota keluarga. Ini salah satu potensi munculnya klaster keluarga," katanya, Senin.

Pada sisi lain, mobilitas penduduk juga memengaruhi munculnya klaster keluarga di sejumlah daerah Sukoharjo. Saat Ramadan dan menjelang Lebaran, masyarakat kerap bepergian dan berkumpul bersama kerabat keluarga.

Ada kecenderungan masyarakat lengah dan mengabaikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak. Hal ini juga menjadi salah satu pemicu munculnya klaster keluarga.

Baca Juga: Terobos Penyekatan, Pengendara Mobil Tabrak Polisi di Pospam Prambanan Klaten

Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap munculnya klaster keluarga. "Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tak hanya dijalankan saat beraktivitas di luar rumah melainkan saat berkumpul dengan anggota keluarga di dalam rumah," ujarnya.

Tanpa Gejala

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo ini menyampaikan sebagian besar pasien positif dari klaster keluarga itu tanpa gejala. Mereka tak mengalami gejala seperti demam tinggi dan gangguan pernapasan sehingga anggota keluarga lain berinteraksi dengan pasien positif.

Persebaran Covid-19 dari klaster keluarga juga mengancam kelompok masyarakat berisiko tinggi seperti ibu hamil, warga lanjut usia (lansia), dan masyarakat penderita penyakit kronis.

Baca Juga: Waduh! Wali Kota Solo Gibran Terlibat Debat Dengan Dosen di Pos Penyekatan Jurug

"Kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 hanya disiplin menjalankan protokol kesehatan," paparnya.

Penjabat (Pj) Sekda Sukoharjo, Budi Santoso, mengatakan umat muslim yang menunaikan kegiatan ibadah di masjid dan musala harus memperhatikan protokol kesehatan. Budi tak ingin muncul klaster jemaah masjid lain saat Ramadan.

Budi berharap umat muslim bisa menunaikan ibadah secara khusyuk sekaligus tidak mengabaikan protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya