SOLOPOS.COM - Peziarah berdoa di makam Al Habib Alwi Bin Ali Al Habsyi di kompleks Masjid Ar-Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (2/1/2018). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Haul Habib Ali rencananya digelar pada 8-9 Januari 2018 di wilayah Pasar Kliwon.

Solopos.com, SOLO — Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang diperingati setiap 20-21 Rabiul Akhir tahun Hijriah selalu ramai dipadati jemaah dari berbagai pelosok negeri. Bahkan, acara memperingati hari meninggalnya sang ulama asal Yaman tersebut juga dihadiri para tokoh dari berbagai belahan dunia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tahun ini, haul Habib Ali dilaksanakan Senin-Selasa (8-9/1/2018). Seperti biasa, haul akan dihadiri kaum muslim dari berbagai daerah di Indonesia. Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh keluarga dan masyarakat Pasar Kliwon, Solo, untuk menyambut momen tahunan tersebut.

Hal paling tampak adalah rangka kajang yang dipasang di halaman Kompleks Toko Masjid Ar Riyadh di Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon. Kajang itu rencananya dipasang memanjang dari utara ke selatan saat haul digelar.

Masjid Riyadh juga berbenah, tetapi tidak spektakuler. Kajian keislaman sebelum Salat Zuhur digelar seperti biasa. Begitu pula aktivitas salat dan kegiatan keagamaan lain. (Baca: Perputaran Uang Selama Haul Habib Ali Diperkirakan Capai Rp225 Miliar)

Hanya, beberapa peziarah mulai tampak di sekitar wilayah Pasar Kliwon pada Selasa (2/1/2018). Rumah-rumah pribadi mulai dipersiapkan untuk menampung para peziarah. Bagi warga seperti Nis Mariyani, 51, haul menjadi momen mencari rezeki.

Warga Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, itu memang baru sekali menyewakan rumahnya saat haul tahun lalu. Tahun ini bakal menjadi tahun kedua baginya mendapat cipratan rezeki atas banyaknya peziarah yang datang saat haul.

“Tarifnya beda-beda. Ada yang sewa per kamar. Tapi ada juga yang biayanya per orang,” kata perempuan yang menyediakan empat kamar dan satu ruang tamu luas bagi peziarah tersebut saat ditemui Solopos.com, Selasa siang.

Tahun lalu, tak kurang dari 50 orang menginap selama dua malam di rumahnya. Ia menyediakan tikar atau karpet dan bantal selama tiga hari dua malam.

“Persiapan ya bersih-bersih saja. Tahun lalu dapat sekitar Rp6 juta. Tahun ini harapannya enggak usah muluk-muluk. Asalkan berjalan dengan baik, kan semua senang,” tuturnya. (Baca: 2 Ton Beras dan 260 Kambing Disiapkan untuk Tamu Haul Habib Ali)

Salah satu keluarga Habib Alwi, Abdullah Assegaf, mengutarakan persiapan-persiapan ringan seperti pengecatan tembok, penggantian lampu yang rusak, membersihkan AC hingga karpet sudah dilakukan sekitar sebulan lalu. Sementara persiapan lain yang dinilai berat seperti penyiapan makanan dan hidangan bagi para peserta haul.

“Tamu haul akan mendapat makan setelah haul akbar Habib Ali yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga sebelum Zuhur pada Senin. Setelah itu ada jamuan makan,” tuturnya saat ditemui Solopos.com, Selasa.

Kemudian pada Selasa, acara dimulai setelah Salat Subuh hingga sekitar pukul 08.30 WIB. Menjamu jemaah memerlukan persiapan khusus. Apalagi, kemungkinan besar, seperti tahun-tahun sebelumnya, acara bakal dihadiri tamu-tamu dari luar negeri.

Ia menyebut beberapa tamu itu berasal dari Yaman, Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand akan berdatangan. Jumlah orang yang hadir saat haul mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Panitia sudah mengajukan izin kepada instansi-instansi terkait seperti Dinas Perhubungan (Dishub), kepolisian, dan TNI untuk memperlancar acara. Pihak lain yang ikut membantu antara lain Banser NU, Majlis Tafsir Alquran (MTA) untuk mengatur lalu lintas.

Ia berharap orang-orang yang hadir saat haul membawa kesejukan dan kedamaian untuk daerah masing-masing saat mereka pulang. Mereka sudah mendengar nasihat-nasihat, contoh-contoh dari kehidupan Nabi SAW, supaya mereka mencontoh cara dakwah nabi, akhlak nabi, dan berlaku pada manusia.

“Mereka dapat berkah dari haul ini dan membawa nasihat-nasihat yang disampaikan di sini untuk disampaikan kepada orang-orang yang tak bisa hadir,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, mengatakan hingga Selasa sore belum ada koordinasi intensif antara panitia haul dengan Dishub. Namun, Dishub sudah mengantisipasi dengan menyiapkan prasarana yang diperlukan saat haul.

“Kami sudah mengirim barikade dan MMT penanda pengalihan arus lalu lintas. Meski belum ada koordinasi langsung, kami sudah pernah diajak berkoordinasi bersama Bappeda dan Pemerintah Kecamatan Pasar Kliwon membahas haul ini,” ujarnya.

Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah seorang ulama termasyhur dari Yaman. Tradisi haul itu masuk ke Indonesia, tepatnya di Kelurahan Pasar Kliwon, Kota Solo, karena dibawa salah satu putranya yaitu Habib Alwi bin Ali Al Habsyi.

Sekitar 1920, peringatan haul hanya dilakukan di rumah oleh murid-murid Habib Ali. Namun, semakin lama murid Habib Ali punya murid lagi, semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak. Murid-murid itu lantas ikut dalam haul.

Keluarga kemudian membangun Masjid Ar Riyadh untuk menampung para peserta haul. Tapi, tetap saja area masjid tidak mencukupi bagi jemaah. Padahal, ahlul bait (keluarga) tidak pernah mengundang siapa pun.

Sepeninggal Habib Alwi bin Ali Al Habsyi, estafet dakwah Islam dilanjutkan putranya, Habib Anis bin Alwi Al Habsyi. Habib Anis meninggal dunia pada 6 November 2006. Putra Habib Alwi lainnya, Habib Ahmad bin Alwi Al Habsy, juga meninggal pada 31 Mei 2008. Estafet dakwah diteruskan putra Habib Anis, Habib Hasan bin Anis Al Habsyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya