SOLOPOS.COM - Sepeda ontel yang diyakini milik salah satu Pahlawan Revolusi, Brigjen Katamso, sekarang dimiliki oleh salah satu dokter di Sragen. (Istimewa/Johny Adhi Aryawan)

Solopos.com, SRAGEN — Indonesia memiliki kenangan buruk terkait peristiwa G30S/PKI. Dalam peristiwa kelam itu banyak nyawa terenggut termasuk para jenderal.

Salah satu jenderal yang diculik anggota PKI itu berasal dari Sragen. Ia adalah Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo. Ia dikenang sebagai salah satu dari tujuh pahlawan revolusi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu peninggalan Brigjen Katamso yang masih ada saat ini adalah sepeda onthel miliknya. Sepeda itu kini dimiliki seorang dokter di Sragen.

Kepala Bidang Pembangunan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudyaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Johny Adhi Aryawan, mengatakan Brigjen Katamso lahir di Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.

“Tidak banyak yang bisa diceritakan, karena Brigjen Katamso pun berjuang di Yogyakarta. Bukan di Sragen, namun orang tuanya adalah orang asli Sragen dan ia lahir di sini,” terang Johny pada Solopos.com saat ditemui di kantornya pada Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Pierre Tendean, Sosok Ajudan Tampan Korban G30S/PKI

Saat ini rumah keluarga Brigjen Katamsi sudah berpindah kepemilikan. Keturunannya tinggal di Jakarta. “Namun sepeda ontel peninggalan Brigjen Katamso masih terawat dan tersimpan. Saat ini dimiliki oleh Dokter Dukut,” tambah Johny.

Tak Sengaja

Sepeda ontel milik Brigjen Katamso tersebut ditemukan dengan tidak sengaja. Ia mengetahui informasi tersebut dari komunitas sepeda. Namun ia tidak menjelaskan detail kapan sepeda ontel tersebut ditemukan.

“Ketika dikonfirmasi dan didatangi ternyata benar milik Brigjen Katamso. Namun kronologi kenapa sampai ke Dokter Dukut masih belum diketahui. Yang jelas dibeli dari orang Yogyakarta sepertinya,” terang Johny.

Ia menambahkan kemungkinan sepeda ontel tersebut digunakan layaknya kendaraan dinas sekarang.

Baca Juga: Ini Sosok Jenderal yang Diculik PKI, Salah Satunya Lahir di Sragen

Dikutip dari laman Dinas Arsip dan Perpustkaan (Disarpus) Kabupaten Sragen, arpus.sragenkab, Brigjen Katamso adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang terbunuh dalam peristiwa G30S/PKI. Namun ia tidak mengalaminya bersama para jenderal lain di Jakarta. Melainkan di Yogyakarta, sekalipun dalam hari dan peristiwa yang sama.

Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo
Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo (sragenkab.go.id)

Brigjen Katamso dilahirkan pada 5 Februari 1923 di Desa Puro RT 002/RW 001, Karangmalang, Sragen. Ayah Katamso bernama Ki Sasrosudarmo yang mempunyai latar belakang sosial sebagai golongan menengah.

Pendidikan umum tertinggi ditempuh Katamso pada Mulo (Meer liigebreid Lager Onderwijs) setingkat SMP. la tidak sempat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi sebab setelah selesai dari Mulo, Jepang sudah menduduki Indonesia.

Semasa zaman penjajahan Jepang, Brigjen Katamso mengikuti pendidikan tentara Peta (Pembela Tanah Air). Selesai pendidikan ini, ia diangkat menjadi Budanco (komandan regu) pada Dai II Daidan (Batalyon 2) di Solo. Setahun kemudian Desember 1944 pangkat dinaikkan menjadi Syodanco (komandan peleton). Ia tetap berkedudukan di Solo.

Baca Juga: Lirik Gugur Bunga, Lagu Wajib Nasional Ciptaan Ismail Marzuki

Sesudah proklamasi kemerdekaan, ia bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang perlahan lahan berubah menjadi TNI. Selama masa agresi militer Belanda II, pasukan yang dipimpinnya sering bertempur untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Sesudah pengakuan Kedaulatan, beliau diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah.

Pada tahun 1958, terjadilah peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta. Waktu itu dia menjabat sebagai Komandan Batalyon A Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.

Pada tahun 1963, Katamso menjabat sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogkakarta. Untuk menghadapi kegiatan PKI di daerah Solo, dia aktif membina mahasiswa dan memberi mereka pelatihan militer.

Katamso Diculik

Pada 1 Oktober 1965 di Yogyakarta, di saat terjadi upaya kudeta oleh Partai Komunis Indonesia dengan penculikan para jenderal di Jakarta, G30S/PKI berhasil menguasai RRI Yogyakarta, Markas Korem 072, dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi.

Baca Juga: Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober dan Maknanya

Pada sore harinya orang-orang dari Yon-L yang berkomplot dengan PKI menculik Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem, Letnan Kolonel Sugiyono pada  2 Oktober 1965 dini hari. Mereka membawanya ke daerah Kentungan.

Kedua perwira tersebut dipukul dengan kunci mortar dan tubuhnya dimasukan dalam lubang yang sudah disiapkan. Kedua jenazah baru ditemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran.

Pada 22 Oktober 1965, Katamso dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.



Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 118/Koti/Tahun 1965 tanggal 19 Oktober 1965, Kolonel Katamso ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Brigjen Katamso. Ia meninggalkan seorang istri bernama RR. Sriwulan Murni dan tujuh anak.

Baca Juga: Daftar Pahlawan Nasional yang Makamnya Ada di Semarang

Dua dari tujuh anak Katamso di antaranya wanita, yaitu Endang Murtaningsih dan Murni Ediyanti. Sementara lima anak laki-lakinya adalah Putut Kusdarmanto, Teguh Murtamso, Heru Sutoko, Ery Murwanto, dan Tamso Muryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya