SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengendara sepeda motor ugal-ugalan. (Reuters-Olivia Harris)

Solopos.com, BRUSSEL — Pemerintah Belgia berencana melarang penggunaan sepeda motor di ibu kota negara tersebut, yakni Brussel. Hal itu diklaim bertujuan untuk memangkas polusi udara.

Dikutip dari Detik.com, Selasa (5/11/2019), peraturan yang belum disahkan itu dicuatkan Brussel Environment, agensi pemerintahan yang bertugas mengelola lingkungan.

Promosi Perjalanan Uang Logam di Indonesia dari Gobog hingga Koin Edisi Khusus

Lembaga tersebut akan melakukan studi terkait rencana pelarangan sepeda motor tersebut, termasuk menghitung jumlah partikel debu dan efek rumah kaca yang dihasilkan oleh sepeda motor tahun depan.

Ekspedisi Mudik 2024

Setelah kajian tersebut rampung, mereka akan menentukan area mana dalam kota tertentu yang harus bersih dari kendaraan roda dua.

Menanggapi rencana tersebut, kelompok industri otomotif Belgia, The Belgian Federation of Automobile and Cycle (Febiac), mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk provokasi.

Sebab, hasil studi Prancis yang menyimpulkan bahwa sepeda motor menghasilkan karbon monoxida 11 kali lebih banyak dan enam kali lebih banyak nitrogen dibandingkan mobil. Hasil studi itu keluar saat sepeda motor masih menggunakan standar Euro-4, sedangkan kini sudah menggunakan standar Euro-6.

Pernyataan di atas berlawanan dengan pandangan lain yang melihat sepeda motor bukan hanya lebih baik emisinya untuk lingkungan. Sepeda motor juga dikatakan sebagai solusi dari kemacetan lalu lintas karena menggunakan sedikit ruas jalan dibanding mobil.

Di Brussel, sendiri sepeda motor memiliki kontribusi karbon monoksida sebesar 6%, yang terdiri atas 0,2% nitrogen, dan 0,4% debu.

Ketua Febiac, Philippe Dehennin, mengatakan rencana pelarangan itu sengaja menyudutkan pengguna sepeda motor yang menjadi minoritas di Belgia. Padahal menurutnya, sepeda motor berkontribusi besar dalam mengurangin kemacetan lalu lintas.

"Alasan semacam ini sederhana karena menargetkan sebagian kecil pengguna jalan dan karena telah terbukti bahwa kemacetan lalu lintas harian dapat dikurangi dengan 40% jika ada 10% pengemudi memilih sepeda motor dari pada mobil. Kami meminta pemerintah untuk melihat mobilitas dengan cara yang berbeda alih-alih langsung memberikan larangan," kata Dehennin.

Ia merujuk pada undang-undang Eropa yang lebih dulu menegaskan aturan tersebut kepada kendaraan yang lebih besar alias mobil. Sepeda motor sendiri, lanjut Dehennin, akan mengadopsi Euro-5 pada 2020 mendatang.

"Undang-undang Eropa memilih untuk mengatur kendaraan yang lebih besar terlebih dahulu baru yang lebih kecil setelahnya. Euro-5 akan wajib untuk pengendara sepeda motor mulai dari tahun 2020," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya