SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

SOLO—Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan tahun 2012 di level 4.316,69 atau naik 0,81%, Jumat (28/12/2012).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Branch Manager UoB KayHian Securities Solo-Jogja, Edwin Jayandaru, menyampaikan indeks saham tahun ini mengalami pertumbuhan 10,5%, dari pembukaan bursa awal tahun yaitu 6 Januari 2012, yang masih berada di level 3.906,44.

Pada akhir perdagangan akhir tahun ini, kata dia, transaksi di bursa terbilang cukup ramai. Value transaksi mencapai Rp5,58 triliun, dengan volume transaksi mencapai 7 miliar.

Menurut Edwin, pertumbuhan pasar modal itu didukung oleh meningkatnya kinerja beberapa sektor yang menjadi pilihan tahun ini. “Seperti contoh, sektor perbankan, properti dan infrastruktur,” kata Edwin, kepada Espos, Jumat.

Mengenai rekap market akhir tahun 2012, dia menjelaskan Desember ini investor cenderung melakukan aksi profit taking. Investor asing mencatat netsell Rp3,07 triliun pada Desember ini. Tingginya aksi jual dari investor asing, kata dia, tidak perlu dikhawatirkan.

“Sudah menjadi tren, menjelang akhir tahun investor banyak yang merealisasikan keuntungan dari kinerja investasi 2012.”

Edwin juga menjelaskan, pertumbuhan positif kinerja pasar modal juga tidak lepas dari kondisi makro ekonomi Indonesia yang baik. “Tahun ini inflasi di Indonesia berada di kisaran angka 4,3% – 4,4%. Cadangan mata uang dollar per November US$111 miliar. Cadangan devisa ini mengalami peningkatan yang cukup bagus. Kemudian, perputaran uang antara rupiah dan dollar naik 8,6%.” Nilai tukar rupiah terhadap dollar juga stabil di kisaran angka Rp9.500 hingga Rp9.700 per US$.

Mengenai market outlook tahun 2013, Edwin menilai pertumbuhan pasar modal tahun depan tidak akan sebesar tahun ini. Tapi, pasar di dalam negeri sedikit mendapat angin segar dari pertumbuhan GDP Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan naik 6,3%. “Inflasi tahun 2013 diproyeksikan bisa 4,9%, kemudian US dollar bisa ditekan di posisi Rp9.300/US$ dan GDP bisa tumbuh di angka 6,8%. Sektor konsumsi tetap akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.”

Meskipun Indonesia rentan terhadap resiko krisis di Eropa, khususnya di sektor perbankan, tapi Indonesia akan tetap menjadi negara pilihan investasi. “Bank Indonesia juga saya perkirakan akan menahan tingkat suku bunga.”

Kepala Pusat Informasi Pasar Modal (PIMP) Solo-Jogja, Irfan Noor Riza, menyampaikan pada perdagangan saham akhir tahun investor cenderung melakukan aksi profit taking. Di akhir tahun ini, kata dia, sekuritas mempersiapkan rencana perubahan jam operasional bursa.

“Selain itu, ada persiapan juga dari investor menyambut perubahan jam operasional bursa di awal tahun nanti, atau pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya