SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Salatiga, Muh Haris, menerima cendera mata saat menghadiri pembukaan Muscab ke-5 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Salatiga di Gedung Sekretariat IBI, Jumat (7/8/2020). (Semarangpos.com-Humas Setda Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA – Sebanyak 13 bayi di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) mengalami kematian sepanjang 2020, atau sejak Januari-Juli.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, saat menghadiri acara pembukaan Musyawarah Cabang (Muscab) ke-5 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Salatiga di Gedung Sekretariat IBI, Kelurahan Tegalrejo, Salatiga, Jumat (7/8/2020).

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

Zuraidah mengatakan indikator kesehatan suatu daerah salah satunya adalah rendahnya angka kematian ibu dan bayi.

Oalah… Ternyata Ini Penyebab 13 Rumah Warga Sragen “Pindah” ke Jatim

Ekspedisi Mudik 2024

Pada tahun 2019, angka kematian bayi di Kota Salatiga terbilang tinggi. Dari target maksimal 25 kasus, didapati 27 kasus.

“Sedangkan di tahun 2020, dengan target yang sama sudah ditemukan 13 kasus kematian bayi hingga Juli kemarin. Oleh karenanya, kami berharap peran IBI dalam menjamin pelayanan KIA [kesehatan ibu dan anak] dan KB dengan berbagai inovasi di masa pandemi,” ujar Zuraidah.

Zuraidah juga meminta peran aktif di media sosial guna menangkal informasi yang salah serta mengampanyekan protokol kesehatan.

“Selama belum ada vaksin penangkal Covid-19, maka protokol kesehatan merupakan upaya terbaik yang bisa dilakukan,” ujarnya.

26.586 UMKM di Jateng Terdampak Covid-19, Paling Banyak Sektor Makanan

Menurut Siti Zuraidah, bidan berperan penting dalam mencegah dan menemukan dini kemungkinan kasus stunting. Selain itu, azas pelayanan terkait kesehatan ibu dan anak harus tetap berjalan pada masa pandemi. Tanpa mengabaikan protokol kesehatan, tidak ada alasan ibu hamil dan bayi tidak terlayani.

Wakil Wali Kota Salatiga, Muh Haris, yang turut hadir dalam acara tersebut mengajak seluruh anggota IBI untuk bergerak bersama meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atau sumbangsih IBI dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Bikin Terenyuh, Ini Kerja Keras Guru SMP di Sragen Demi Siswa yang Tak Punya HP

“Untuk diketahui, pada 2021 nanti akan dialokasikan dana kesehatan sekitar 33% dari APBD. Nilai ini lebih tinggi dari alokasi untuk pendidikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya