SOLOPOS.COM - Agum Gumelar dan Jokowi beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/Solopos)

Sepak bola Indonesia masih diwarnai ketidakjelasan soal pencabutan pembekuan PSSI. Agum Gumelar pun kecewa.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Reformasi PSSI Agum Gumelar menyayangkan pernyataan pihak Istana yang menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberi instruksi langsung soal pencabutan SK pembekuan PSSI. Padahal menurut Agum, Presiden jelas menyebutkan apa yang disebutnya sebagai “kabar gembira” bagi sepak bola Indonesia itu.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Seusai pertemuan dengan Presiden, Wapres Jusuf Kalla, dan Menpora Imam Nahrowi di Istana, Rabu (24/2/2016) lalu, Agum menyatakan PSSI akan diaktifkan kembali. Saat itu, kata Agum, Presiden sudah mempersilakan dirinya mempublikasikan kabar itu ke FIFA.

“Saat pertemuan itu, ada Wapres, Presiden, dan Seskab di situ. Saya sampaikan, besok ada konferensi FIFA, apakah kabar gembira ini bisa saya sampaikan? Dan Presiden bilang silakan,” kata Agum dalam wawancara jarak jauh dengan TV One di Jakarta, Kamis (25/2/2016) petang.

Secara khusus, dia menyayangkan pernyataan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung tersebut. “Pramono Anung itu gimana,” ujarnya. Ditanya apakah dia tidak ingin meminta konfirmasi ke Seskab soal itu, dia mengaku enggan. “Enggak usah lah, saya tidak mau bicara lagi dengan orang-orang seperti itu, jangan saya yang mengonfirmasi, biar masyarakat saja.”

Agum mengaku sudah sangat berharap dengan keyakinannya bahwa Presiden memerintahkan pencabutan SK tersebut. Bahkan, katanya, Presiden mau mendengarkan penjelasannya soal pentingnya pengembalian kompetisi yang sudah setahun vakum.

“Saya rasa saya sudah berharap sekali, menjadi kabar menggembirakan bagi insan bola, sampai-sampai saya mengajak mereka bersyukur, dan mengajak untuk berterimakasih dengan Presiden yang bijaksana, dengan Wapres yang berjuang untuk bola. Saya enggak tahu lagi kalau semua di balik lagi.”

Soal reformasi sepak bola seperti yang diminta pemerintah sebelum pencabutan SK pembekuan PSSI, Agum menyebut hal itu akan butuh waktu lebih lama. Dia hanya menyebut pentingnya kompetisi sebagai hajat hidup jutaan orang, dari para pemain hingga penjual kacang di stadion.

“Kalau reformasi dulu dilaksanakan, dibenahi dulu tetek bengeknya, pencabutan baru 2-3 tahun lagi, kita makin terpuruk. Kalau di tentara, perintah itu ‘yes Sir’. Ini cita-cita apalagi yang dicari. Kita mengawasi reformasi, itu yang diharapkan Presiden.”

Soal penjelasannya kemarin, Agum mengatakan Presiden memahami kondisi sepak bola Indonesia dan telah mengambil kebijakan. “Saya sempat bersyukur saya tidak salah pilih pemimpin. Kalau seperti sekarang, ya dampaknya, sudah dirasakan. Turnamen memang sudah dilaksanakan, tapi itu hanya dilakukan klub yang sudah punya nilai jual.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya