SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sepak bola Indonesia diwarnai dengan Tim Nasional yang segera dibentuk.

Solopos.com, JAKARTA – Sehubungan dengan bakal dibentuknya lagi Timnas Indonesia, PT GTS selaku operator ISC A 2016 mengadakan pertemuan dengan 18 klub peserta. Hasilnya, Timnas dibatasi dalam pemanggilan pemain di setiap klub.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, pun mengaku kecewa dengan keputusan itu. Menurut Imam, Seharusnya tak ada pembatasan pemain di setiap klub untuk ke Timnas. Imam juga menilai GTS telah bersikap arogan dan egois.

PT GTS bersama 18 klub ISC A telah sepakat kompetisi tetap berjalan bersamaan dengan persiapan timnas. Akibatnya, klub hanya diperbolehkan melepas dua pemainnya ke timnas. Alasan GTS memilih opsi tersebut salah satunya adalah jika sampai kompetisi berhenti, maka risikonya adalah jadwal kompetisi akan molor sehingga klub harus memperpanjang kontrak pemain.

“Sikap PT GTS, operator kompetisi TSC, yang hanya membolehkan Alfred Riedl mengambil maksimal dua pemain dari setiap klub merupakan sikap yang arogan dan mementingkan kepentingan pribadi atau golongan di atas kepentingan nasional,” ujar Imam, dikutip dari Detik.com, Senin (25/7/2016).

Imam menilai timnas adalah impian semua pemain. Sementara itu Riedl membutuhkan pemain-pemain terbaik, tanpa harus dibatasi. Hal itu dilakukan demi meramu tim sebaik mungkin.

“Timnas merupakan kebanggan masyarakat. Tentu kita semua masih ingat, pada 2010, di event yang sama, Piala AFF, Merah Putih hampir saja menjadi juara. Sayang saat itu kita kalah oleh Malaysia. Tapi kita semua masih ingat betapa bangganya masyarakat kita kepada timnas. Sudah sewajarnya semua pihak mengutamakan kepentingan timnas daripada klub atau kompetisi,” papar Imam.

“Seharusnya klub bangga apabila banyak pemainnya yang masuk timnas. Setiap pemain tentu bercita-cita membela negaranya. Dan kompetisi merupakan media bagi pemain untuk uji kebolehan agar bisa masuk timnas. Pembatasan yang dilakukan oleh PT GTS sungguh tidak bisa dinalar. Saya sungguh kecewa,” tandas Imam.

Selanjutnya, Imam mengharapkan ada tindakan dari PSSI selaku otoritas sepak bola Indonesia. Imam tidak ingin keputusan yang sudah dibuat GTS bisa menganggu persiapan timnas menuju Piala AFF 2016.

“Untuk itu saya meminta PSSI, selaku otoritas sepak bola di Indonesia bisa bersikap tegas. PT GTS tidak bisa bertindak seolah-olah sebagai penguasa sepakbola di negeri ini. Berikan kebebasan kepada pelatih untuk memilih pemain terbaik tanpa perlu dibatasi. Kedepankan kepentingan nasional,” tutup politisi PKB itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya